SELAMAT DATANG ...

SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DENGAN BLOG PRIBADI SAYA, MARI BERBAGI INFORMASI DAN PENGALAMAN

Senin, 10 Desember 2012

SERI MATERI KULIAH METODE PENELITIAN



MEMBUAT RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si.
(Dosen Metodologi Penelitian pada Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)

PENGANTAR : Tulisan dibuat sebagai sebuah rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah. Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini. Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

              Pada pertemuan kali ini kita akan bahas mengenai bagaimana membuat rumusan masalah dan tujuan penelitian. Hal ini tentunya didasarkan pada latar belakang masalah penelitian yang sudah dibahas sebelumnya. Kelanjutannya adalah membuat perumusan masalah dalam penelitian.

                Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah penelitian.
                Dikarenakan pentingnya rumusan masalah, maka seorang peneliti harus bisa membuat pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah sebaik mungkin, seringkas mungkin, dan jelas.
             Perumusan masalah pada dasarnya adalah “sub bagian proposal yang berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dalam proses penelitian nantinya”. Dengan ini bisa dilihat bahwa perjalanan penelitian selanjutnya akan tergantung kepada rumusan masalah yang dibuat.
              Seringkali, bagi peneliti pemula, timbul kesulitan dalam membuat rumusan masalah ini. Peneliti sering bingung, bagaimana membuat rumusan masalah yang baik. Terkadang, pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan, karena jawaban pertanyaan tersebut sudah harus diketahui peneliti, sebelum melakukan penelitian. Beberapa masalah yang sering terjadi, berdasarkan pengalaman selama membimbing mahasiswa selama ini adalah sebagai berikut :
1.       Pertanyaan yang diajukan bersifat jawaban konsep ataupun jawaban teoritis.
Fenomena seperti ini cukup banyak ditemukan. Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, pertanyaan yang diajukan adalah “Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Budaya?”
Contoh di atas adalah kesalahan fatal. Logikanya, ketika seseorang akan melakukan penelitian tersebut, ia seharusnya sudah memiliki konsep mengenai komunikasi antar budaya, tidak perlu dipertanyakan lagi. Di dalam Kerangka Teori (bagian dari proposal), hal itu sudah seharusnya di bahas. Ingat, pertanyaan dalam perumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dijawab/dicarikan jawaban pada saat melakukan penelitian nanti.
2.       Pertanyaan yang terlalu luas, tidak konkrit.
Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, pertanyaan yang diajukan adalah, “Bagaimana Pola Komunikasi Antara Budaya di Kelurahan A?” Pertanyaan seperti ini tidak dianjurkan untuk dibuat. Memang penelitian ini ingin menjawab pertanyaan tersebut, namun ketika membuat rumusan masalah, yang dimunculkan harusnya adalah aspek yang lebih rinci untuk menjelaskan judul tersebut.  Misalnya, membuat pertanyaan dengan kalimat, “Bagaimanakah pandangan masyarakat A terhadap budaya B di kelurahan A?”
3.       Pertanyaan yang keluar dari topik penelitian
Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, salah satu pertanyaan yang diajukan adalah, Bagaimanakah peran media massa dalam memberitakan budaya masyarakat?” Ini kedengarannya aneh, tapi faktanya beberapa peneliti pemula yang masih mencantumkan hal tersebut. Kesalahan pada pertanyaan penelitian tersebut, adalah mempertanyakan media massa. Memang, ada kemungkinan ketika membahas judul di atas, keberadaan media massa mungkin berpengaruh. Tetapi, titik tekan judul di atas bukan pada media massa. Kalaupun aspek media akan terbahas juga, ia tidak perlu dimunculkan dalam pertanyaan penelitian.
4.       Pertanyaan yang tidak berurutan dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, pertanyaan yang diajukan adalah: (a) Bagaimana pandangan masyarakat dari Budaya A terhadap masyarakat budaya B di kelurahan A? (b) Bagaimana pemerintah daerah setempat memandang keragaman budaya yang ada? (c) Bagaimana perbedaan budaya bisa menghambat kerukunan umat beragama?
Pertanyaan penelitian di atas menunjukkan tidak sinkronnya antara pertanyaan pertama, kedua dan ketiga.  Kelemahannya juga terlihat dari pertanyaan yang sudah keluar dari judul penelitian.
Oleh karena itu, seorang peneliti harus berhati-hati dalam merumuskan pertanyaan penelitian. Sekali lagi, kesalahan dalam menyusun pertanyaan penelitian, akan berdampak pada tidak jelasnya pembahasan nanti. Pedoman dalam pembahasan, akan mengacu pada pertanyaan penelitian yang disusun.
Beberapa aspek berikut bisa dijadikan pedoman ringkas dalam menyusun pertanyaan penelitian.
1.       Pahami bahwa pertanyaan penelitian adalah ingin menjawab dan menjelaskan judul yang sudah dibuat.
Ini hal pertama, bahwa pertanyaan penelitian yang dibuat dalam perumusan masalah, berasal dari judul penelitian. Anda tidak boleh keluar dari wilayah judul tersebut, karena disitulah alur penelitian dimulai. Apabila anda keluar dari judul, berarti anda sudah membuat penelitian baru.
2.       Agar memudahkan, buatlah terlebih dahulu rincian-rincian kecil dari judul yang sudah dibuat.
Anda bisa menyusun beberapa hal penting dari judul, buat rincian-rincian sebanyak-banyaknya. Selanjutnya anda tinggal pilih, rincian yang mana yang paling pas untuk menjawab judul tersebut.
3.       Pergunakanlah pertanyaan yang spesifik, konkrit dan jelas.
Tidak perlu menggunakan kalimat yang bertele-tele, langsung saja terfokus pada pertanyaan yang akan anda ajukan. Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, pertanyaan yang diajukan adalah, anda bisa buat salah satu pertanyaannya adalah, “Bagaimana simbol-simbol budaya yang berbeda dipahami oleh masyarakat di kelurahan A?” Ini pertanyaan yang sudah spesifik, yaitu langsung pada pemahaman terhadap simbol budaya yang berbeda.
4.       Hati-hati dengan menggunakan kalimat tanya, konsistenlah dengan judul dan metodologi yang akan dibuat.
Ini penting sekali, karena dalam sebuah proposal penelitian, kata tanya akan berhubungan dengan metode yang dipakai. Hati-hati pada tahap ini. Misalnya, judul penelitian tersebut adalah “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat di Kelurahan A”. Ketika membuat perumusan masalah, pertanyaan yang diajukan adalah, “Seberapa besar tingkat kerukunan masyarakat berbeda budaya di kelurahan A?” Atau ada pertanyaan “Apakah ada hubungan perbedaan budaya dengan konflik yang terjadi di kelurahan A?” Dua pertanyaan di atas, adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan metode Kuantitatif, ini tampak dari kata-kata “Seberapa besar tingkat...” dan “Apakah ada hubungan...” Hal ini akan bertolak belakang dengan judul sebelumnya yang bernuansa Kualitatif. Akan bertambah keliru lagi, jika pertanyaan ketiga adalah, “Bagaimanakah pemahaman masyarakat terhadap perbedaan budaya yang ada?” Pertanyaan ketiga ini adalah pertanyaan yang harus dibahas dengan Kualitatif.
Beberapa hal di atas bisa dijadikan panduan awal dalam membuat rumusan masalah penelitian. Memang tidak ada patokan baku, tetapi sekali lagi dikatakan bahwa, perumusan masalah adalah uraian atau daftar pertanyaan yang ingin menjawab judul penelitian yang sudah dibuat. Tidak ada juga batasan berapa banyak jumlah pertanyaan yang harus diajukan. Umumnya orang membuat 3 atau 4 pertanyaan, tetapi anda bisa saja membuat lebih atau mungkin hanya dua pertanyaan, itu bisa saja. Anda bisa menilai sendiri, apakah pertanyaan yang dibuat sudah bisa menjawab/menjelaskan judul penelitian yang dibuat secara lengkap. Penilaian anda menjadi faktor penentu.
Setelah perumusan masalah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat Tujuan Penelitian. Bagian ini tidak sulit, karena ia berhubungan langsung dengan Pertanyaan Penelitian. Aspek yang dimunculkan dalam Tujuan Penelitian adalah keinginan jawaban dari pertanyaan  penelitian. Gampangnya, anda tinggal merubah kalimat dalam pertanyaan penelitian, dari kalimat pertanyaan menjadi kalimat harapan. Jumlah kalimat pertanyaan penelitian akan sama dengan jumlah tujuan penelitian. Keduanya akan seperti gayung bersambut. Misalnya, pertanyaan penelitian adalah “Bagaimanakah pemahaman masyarakat terhadap perbedaan budaya yang ada?” Maka dalam bagian Tujuan Penelitian, kalimatnya menjadi “Untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap perbedaan budaya yang ada.”
Demikianlah materi kuliah kita untuk sesi pertemuan kali ini. Selanjutnya akan diteruskan dengan menyusun Tinjauan Pustaka dalam proposal penelitian. Terimakasih.

Pendalaman Materi
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah anda buat sebelumnya, susunlah Kalimat Pertanyaan dan Tujuan Penelitian yang baik. Jawaban bisa dikirim via email ke yen_rizal@yahoo.com

Referensi
Ardianto, Elvinaro, 2010, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Kuantitatif dan Kualitatif, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Denzin K Norman, Yvonna Lincoln, Handbook of Qualitative Research, Sage Publication, London, 2005
Marczyk, Geofrey dkk, 2005, Essentials of Research Design and Methodology, John Wiley and Sons Inc., Hoboken, New Jersey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar