MEMBUAT TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
TEORI/KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si.
(Dosen
Metodologi Penelitian pada Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)
PENGANTAR
: Tulisan dibuat sebagai sebuah
rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah.
Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil
mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi
keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini.
Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah
rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya
perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian
khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
Kembali
kita lanjutkan materi perkuliahan metodologi penelitian. Setelah sebelumnya
dibahas mengenai pembuatan rumusan masalah dan tujuan penelitian, selanjutnya
kita akan bicarakan mengenai teknik dalam pembuatan Tinjauan Pustaka dan
Kerangka Teori/Kerangka Berpikir. Dua hal ini adalah aspek penting dalam
proposal penelitian, karena punya peran utama dalam menunjukkan identitas
ilmiah sebuah pekerjaan penelitian. Pembuatan tinjauan pustaka dan kerangka
teori juga memperlihatkan perbedaan antara kegiatan penelitian ilmiah dengan
aktifitas seorang wartawan dalam meliput dan menuliskan berita. Secara teknis
kedua aktifitas tersebut memiliki persamaan (mencari dan mengumpulkan
data-data, kemudian melaporkan), akan tetapi titik perbedaannya adalah, dalam
penelitian ilmiah terdapat unsur Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, serta
nantinya memiliki mekanisme analisa terhadap fakta-fakta yang ditemukan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Sesuai
dengan namanya, Tinjauan Pustaka, berarti kegiatan dalam proses penelitian yang
sifatnya adalah melakukan penelusuran ke perpustakaan. Namun, ini tidak mesti
secara fisik adalah ruang perpustakaan yang dikenal selama ini, walaupun itu
boleh saja, dan malah sangat dianjurkan. Pustaka yang dimaksud disini adalah
buku-buku dan bahan tertulis lainnya, yang memiliki keterkaitan dengan topik
yang kita teliti. Bisa dalam bentuk buku teks, surat kabar, media online, dan
laporan-laporan hasil penelitian orang lain yang sudah dipublikasikan, yang
topiknya memiliki keterkaitan dengan apa yang ingin diteliti.
Tinjauan
Pustaka, artinya seorang peneliti melakukan penelusuran terhadap karya tulis
orang lain, yang isinya berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Dalam hal
ini, terdapat dua katagori besar yang akan masuk dalam Tinjauan Pustaka, yaitu
:
1.
Hasil penelitian orang lain yang relevan dengan
topik yang akan diteliti. Penelitian ini adalah penelitian yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya/terdahulu.
Dalam hal ini,
peneliti menelusuri berbagai karya orang lain yang sudah meneliti topik ataupun
gagasan yang berhubungan dengan apa yang kita teliti. Peneliti kemudian
melakukan identifikasi, penelitian apa saja yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Tentu saja, tidak akan ada yang sama persis dengan apa yang akan
diteliti. Apabila ditemukan ada yang sama persis, berarti anda tidak perlu
melakukan penelitian itu lagi. Dalam
melakukan penelusuran tersebut, peneliti selanjutnya mengidentifikasi nama,
judul, dan tahun penelitian. Kemudian mengemukakan gagasan penting hasil
penelitian tersebut, metode yang digunakan, dan teori yang dijadikan landasan.
Selanjutnya, apa perbedaan penelitian tersebut dengan yang akan anda teliti.
Semua hasil pengidentifikasian tersebut, dijabarkan dalam bentuk tulisan
narasi, dan akan lebih baik jika kemudian dibuatkan tabel khusus sehingga
memperjelas gambarannya.
Dalam hal ini,
tidak ada batasan khusus berapa jumlah hasil penelitian yang anda dapatkan,
hanya saja semakin banyak anda menemukannya, akan semakin baik, karena dari
situ anda bisa memberikan perbandingan terhadap topik yang akan anda teliti
sendiri. Biasanya, hasil penelusuran ini berkisar antara 5-10 buah. Hasil
penelitian, biasanya disimpan dan dipajang di perpustakaan. Karena itu, nama
bagian ini adalah Tinjauan Pustaka.
Seorang peneliti
harus secara rajin dan ulet untuk menemukan hasil-hasil penelitian ini. Pada
saat ini, hasil penelitian banyak juga yang sudah dipublikasikan dalam
jurnal-jurnal ilmiah. Penelusuran melalui jurnal akan lebih memudahkan lagi,
karena kita bisa mengambil beberapa judul secara sekaligus. Untuk tingkat
skripsi, tidak ada batasan mengenai kapasitas jurnal. Bisa jurnal yang belum
terakreditasi (baru memperoleh ISSN), ataupun yang sudah terakreditasi. Prinsipnya,
semakin tinggi kapasitas jurnal tersebut, semakin tinggi pula kualitas
penelusuran yang dilakukan.
Tentu saja, harus
diperhatikan disini, pada saat anda menuliskan hasil penelitian tersebut, anda
harus mencantumkan dengan jelas sumber anda memperolehnya. Metode pengutipan
sangat penting sekali diperhatikan.
Perlunya bagian
Tinjauan Pustaka, karena melalui bagian ini, anda bisa melakukan kontrol bahwa
judul yang akan anda teliti, memang belum pernah diteliti oleh orang lain
(orisinalitas). Selain itu, anda juga bisa mempelajari hasil penelitian orang
lain, dan melihat bagaimana orang lain melakukan penelitian. Berbagai teori dan
teknik dalam analisa data juga bisa anda pelajari disini. Sekaligus juga, bisa
melakukan kritik terhadap hasil karya orang lain, sehingga penelitian anda bisa
lebih sempurna.
2.
Konsep-konsep ataupun gagasan-gagasan yang
memiliki keterkaitan dengan judul yang anda teliti.
Bagian ini akan
menunjukkan bagaimana judul yang anda teliti, ternyata memiliki keterkaitan
dengan berbagai konsep lain. Topik yang anda teliti ternyata tidak bisa dilihat
hanya dari judul itu semata, ada aspek lain yang berhubungan, dan itu harus
dijelaskan. Hal ini bisa memperkaya wawasan anda terhadap topik, sehingga
penjelasan dalam penelitian bisa lebih komprehensif dan menyeluruh. Untuk
mendapatkan konsep-konsep tersebut, anda harus mencari berbagai buku ataupun
tulisan yang berkaitan, bisa saja didapat dari perpustakaan, toko buku, media
online, ataupun sumber-sumber ilmiah lainnya.
Harus diingat
disini, penjelasan konsep bukan mendefinisikan masing-masing kata yang ada pada
judul. Akan tetapi, menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan judul
tersebut Misalnya, kalau judul penelitian anda adalah “Komunikasi Antar Umat
Berbeda Agama di Palembang,” maka salah
satu isi penjelasan konsep yang harus dilakukan adalah, penjelasan mengenai
Fanatisme Agama atau mungkin Dogmatisme Agama. Kata-kata tersebut tidak ada
pada judul (Fanatisme dan Dogmatisme). Tetapi peneiti harus menjelaskan, karena
ini berkaitan dengan isi yang akan dibahas nantinya.
Tinjauan Pustaka
memegang peran penting dalam sebuah penelitian, karena ini akan menjadi alat
kontrol dalam melihat bahwa penelitian yang akan dilakukan ini, bersifat
orisinal dan belum pernah diteliti orang lain.
Tinjauan
Pustaka juga menjadi penanda bahwa si peneliti sudah menguasai bahan yang akan
ditelitinya, hal ini terlihat dari kemampuannya untuk menuliskan proposal
secara rinci dan cermat. Adanya tinjauan pustaka juga membantu bagi peneliti
untuk terus giat mencari berbagai bacaan dan sumber informasi lainnya.
Cara
penulisan tinjauan pustaka, tidak terlalu sulit. Prinsipnya sama dengan menuliskan
intisari hasil penelitian orang lain dan buku-buku yang membahas masalah
tersebut. Yang terpenting sebenarnya disini adalah, korelasi kutipan dengan
materi yang akan dibahas, serta konsistensi dalam pengutipan. Tata cara
pengutipan yang baik dan benar akan menjadi penjelasan yang paling menentukan.
Untuk
hasil penelitian orang lain, maka cara penjelasan yang paling sederhana dan
mudah dipahami adalah dengan membuat dalam bentuk tabulasi serta penjelasan
tabel. Tabulasi adalah ringkasan dan kemudian dijelaskan lebih lanjut.
Ketentuan yang harus ada biasanya adalah :
a.
Peneliti yang melakukan penelitian
b.
Judul hasil penelitian
c.
Tahun penelitian
d.
Hasil secara ringkas
e.
Metode penelitian yang digunakan
f.
Teori yang dipakai sebagai pedoman ataupun
sebagai acuan utama
g.
Perbedaan dengan penelitian yang sekarang akan
kita teliti
Sementara untuk penjelasan mengenai konsep dan teori-teori yang
relevan, tidak ada tata cara khusus. Penulisannya cukup menjelaskan pengertian
konsep yang digunakan, asumsi-asumsi dasar teori, dan relevansinya dengan apa
yang diteliti. Penjelasan inilah yang diutamakan, tentu saja dengan tidak
melupakan sumber bacaan dan referensi yang digunakan.
Penjelasan konsep dan teori ini adalah hal-hal yang kita
anggap memiliki relevansi dengan tema yang dibahas sehingga perlu diberi
penjelasan. Ini juga menunjukkan ciri khas dari penelitian yang kita lakukan,
dibandingkan penelitian orang lain. Misalnya, judul penelitian anda adalah
“Pola Komunikasi Antar Umat Berbeda Agama di Palembang”. Pada bagian Tinjauan
Pustaka, terutama di penjelasan konsep ini, anda mungkin merasa perlu
memberikan penjelasan tentang “Perbandingan Hubungan Antar Umat Berbeda Agama
di wilayah lain”, atau mungkin perlu juga menjelaskan soal “Fanatisme Agama”.
Semua ini adalah konsep yang relevan atau berkaitan dengan topik yang diteliti.
KERANGKA
TEORI/KERANGKA BERPIKIR
Bagian
ini adalah bagian yang juga sangat mendasar dalam penelitian ilmiah. Beberapa
instansi/perguruan tinggi sering memakai istilah yang berbeda untuk menyebutkan
hal ini. Ada yang menulisnya dengan Kerangka Teori, Landasan Teori, Kerangka
Berpikir, Landasan Berpikir, bahkan ada yang menuliskannya dengan sebutan
Tinjauan Pustaka. Apapun itu, silahkan
saja, masing-masing lembaga tentu punya karakteristik dan alasan tersendiri.
Namun untuk di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, kita menggunakan istilah
Kerangka Teori.
Kerangka
Teori hakekatnya adalah bagian yang menjelaskan secara detil tentang
teori-teori yang akan digunakan dalam membahas masalah penelitian. Bagian ini
juga menunjukkan bagaimana pola berpikir, cara si peneliti, dalam mendekati
ataupun memahami masalah yang dibahas. Dikarenakan ini adalah penelitian
ilmiah, maka cara mendekati masalah tersebut juga harus didasarkan pada
teori-teori yang sudah ada.
Dalam
hal ini, sebelum menuliskan bagian ini, seorang peneliti harus mengetahui dulu
teori-teori apa saja yang berkaitan dengan tema yang akan diteliti. Ini harus
diketahui dulu. Selanjutnya baru bisa
memilah teori yang paling cocok untuk digunakan. Artinya penguasaan teori
menjadi penting sekali dalam membuat hal ini. Mengenai teori-teori ini, anda
bisa lihat dari berbagai buku dan referensi yang terkait.
Bagi
mahasiswa ataupun peneliti pemula, bahkan terkadang yang sudah terbiasa
menelitipun, masih menemukan kesulitan dalam membuat kerangka teori ini.
Persoalannya biasanya disebabkan oleh, tidak memahami apa fungsi dari Kerangka
Teori dan tidak menguasai teori-teori yang akan digunakan. Sering terjadi
(berdasarkan pengalama membimbing mahasiswa), Kerangka Teori justru berisi
penjelasan definisi yang bersumber dari kamus. Seakan-akan disini menyamakan
atau setidaknya menyebut bahwa definisi kamus sama dengan teori. Ini adalah
kesalahan fatal, karena teori bukanlah kamus.
Teori
yang akan digunakan seorang peneliti dalam membahas masalah, biasanya terdiri
dari satu atau dua teori. Terkadang malah ada yang hanya satu teori. Tidak masalah,
selagi itu dirumuskan dan dilakukan dengan tepat. Yang penting dipahami disini
adalah, teori ini akan digunakan nanti pada saat membahas topik penelitian
(dalam bagian pembahasan). Teori akan menjadi alat untuk memecahkan masalah
(Kuantitatif), ataupun teori akan menjadi alat untuk memahami masalah
(Kualitatif). Ini tergantung metode yang digunakan.
Dalam
hal ini, teori harus dipahami juga berkaitan dengan metode penelitian yang
dipakai. Ada asumsi-asumsi dasar dalam teori yang memiliki kesesuaian dengan
metode yang digunakan. Karena itu, hati-hatilah dalam menyusun kerangka teori,
karena harus selaras dengan masalah yang akan dibahas dan metode penelitian
yang digunakan.
Tidak
ada patokan standar dalam menyusun kerangka teori ini. Yang diperlukan
hanyalah, anda memahami dengan baik, apa topik penelitian yang akan dibahas.
Selanjutnya, apa metode yang digunakan. Setelah itu, baru anda telusuri
berbagai referensi untuk melihat teori apa yang dirasakan paling pas untuk
membahas topik tersebut. Setelah itu ditemukan, barulah disusun dalam sebuah
penjelasan yang lengkap dan menyeluruh. Akan lebih baik jika diakhir penjelasan
dibuatkan bagan kerangka berpikir, sehingga mudah dipahami orang lain.
HIPOTESIS
PENELITIAN (Kuantitatif)
Di
bagian akhir dari Kerangka Teori, biasanya dibuat sub bagian yang disebut
Hipotesis Penelitian. Khusus untuk ini, hanya digunakan dalam penelitian
Kuantitatif. Sebagian pihak ada yang menyebutkan bahwa untuk penelitian
Kualitatif juga bisa menggunakan hipotesis, yang disebut dengan Hipotesis Kerja
atau ada yang menggunakan istilah Guiden Hypothesis. Namun beberapa peneliti
kualitatif, cenderung untuk mengabaikannya, karena memang prinsip hipotesis
lebih cocok untuk kuantitatif.
Secara
bahasa, Hipotesis bisa diartikan sebagai “Dugaan Sementara/ Asumsi Awal yang
belum tentu kebenarannya”. Kebenaran dari hipotesis kemudian akan dibuktikan
dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian Kuantitatif pada dasarnya adalah
penelitian yang ingin menguji sebuah hipotesis, apakah terbukti atau tidak.
Dalam
penelitian kuantitatif, keberadaan Hipotesis menjadi vital sekali, karena dari
sinilah titik tolak pembahasan data nantinya. Seluruh pembahasan akan mengacu
pada upaya pengujian hipotesis. Seorang peneliti kuantitatif harus bisa
merumuskan hipotesis dengan baik sebelum melakukan penelitian, karena tanpa
adanya hipotesis, penelitian menjadi tidak terfokus dan tidak jelas apa yang
ingin dilakukan.
Bentuk
Hipotesis biasanya selalu terdiri dari dua kalimat pernyataan yang saling
bertolak belakang. Tiap hipotesis dituliskan dengan kode Ho dan H1. Pada saat
penelitian nantinya, hipotesis ini yang diuji sehingga bisa diketahui apakah Ho
diterima (terbukti) ataukah ditolak (tidak terbukti). Pengujian hipotesis akan
menggunakan rumus-rumus statistik dan perhitungan yang ketat dan terukur.
Contoh hipotesis adalah :
Misalkan judul penelitian adalah “Pengaruh Tayangan
Infotainment terhadap intensitas beribadah ibu-ibu di Palembang”
Hipotesisnya adalah :
Ho : Ada pengaruh tayangan
infotainment terhadap intensitas ibadah ibu-ibu di Palembang
H1 : Tidak ada pengaruh tayangan
infotainment terhadap intensitas ibadah ibu-ibu di Palembang
Pada
saat penelitian, kedua hipotesis itu akan diuji, mana yang diterima dan mana
yang ditolak. Apabila Ho diterima, sudah pasti H1 ditolak, begitu juga
sebaliknya.
Hipotesis
dibuat bukan asal membuat saja. Dengan kata lain, hipotesis bukan datang begitu
saja, ia didapat dari hasil penelitian orang lain, dari teori-teori, ataupun
dari referensi tertulis lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pengujian hipotesis pada dasarnya adalah pengujian/pembuktian dari
pendapat orang lain. Disini tampak bahwa pada saat akan melakukan
penelitian, seorang peneliti harus banyak membaca dan mencari
referensi-referensi terkait. Dari hasil bacaan tersebutlah hipotesis bisa
dimunculkan.
Sekali
lagi perlu ditegaskan disini, hipotesis hanya lazim dipakai dalam penelitian
Kuantitatif. Bagi peneliti pemula dianjurkan untuk menggunakan cara seperti
ini. Penggunaan hipotesis kerja di dalam penelitian Kualitatif, memerlukan
pemahaman yang lebih mendalam dan rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar