SELAMAT DATANG ...

SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DENGAN BLOG PRIBADI SAYA, MARI BERBAGI INFORMASI DAN PENGALAMAN

Senin, 24 Juni 2013

Membuat Proposal Penelitian



MEMBUAT TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI/KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si.
(Dosen Metodologi Penelitian pada Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)

PENGANTAR : Tulisan dibuat sebagai sebuah rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah. Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini. Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

                Kembali kita lanjutkan materi perkuliahan metodologi penelitian. Setelah sebelumnya dibahas mengenai pembuatan rumusan masalah dan tujuan penelitian, selanjutnya kita akan bicarakan mengenai teknik dalam pembuatan Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori/Kerangka Berpikir. Dua hal ini adalah aspek penting dalam proposal penelitian, karena punya peran utama dalam menunjukkan identitas ilmiah sebuah pekerjaan penelitian. Pembuatan tinjauan pustaka dan kerangka teori juga memperlihatkan perbedaan antara kegiatan penelitian ilmiah dengan aktifitas seorang wartawan dalam meliput dan menuliskan berita. Secara teknis kedua aktifitas tersebut memiliki persamaan (mencari dan mengumpulkan data-data, kemudian melaporkan), akan tetapi titik perbedaannya adalah, dalam penelitian ilmiah terdapat unsur Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, serta nantinya memiliki mekanisme analisa terhadap fakta-fakta yang ditemukan.


TINJAUAN PUSTAKA
                Sesuai dengan namanya, Tinjauan Pustaka, berarti kegiatan dalam proses penelitian yang sifatnya adalah melakukan penelusuran ke perpustakaan. Namun, ini tidak mesti secara fisik adalah ruang perpustakaan yang dikenal selama ini, walaupun itu boleh saja, dan malah sangat dianjurkan. Pustaka yang dimaksud disini adalah buku-buku dan bahan tertulis lainnya, yang memiliki keterkaitan dengan topik yang kita teliti. Bisa dalam bentuk buku teks, surat kabar, media online, dan laporan-laporan hasil penelitian orang lain yang sudah dipublikasikan, yang topiknya memiliki keterkaitan dengan apa yang ingin diteliti.
                Tinjauan Pustaka, artinya seorang peneliti melakukan penelusuran terhadap karya tulis orang lain, yang isinya berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Dalam hal ini, terdapat dua katagori besar yang akan masuk dalam Tinjauan Pustaka, yaitu :
1.       Hasil penelitian orang lain yang relevan dengan topik yang akan diteliti. Penelitian ini adalah penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya/terdahulu.
Dalam hal ini, peneliti menelusuri berbagai karya orang lain yang sudah meneliti topik ataupun gagasan yang berhubungan dengan apa yang kita teliti. Peneliti kemudian melakukan identifikasi, penelitian apa saja yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Tentu saja, tidak akan ada yang sama persis dengan apa yang akan diteliti. Apabila ditemukan ada yang sama persis, berarti anda tidak perlu melakukan penelitian itu lagi.  Dalam melakukan penelusuran tersebut, peneliti selanjutnya mengidentifikasi nama, judul, dan tahun penelitian. Kemudian mengemukakan gagasan penting hasil penelitian tersebut, metode yang digunakan, dan teori yang dijadikan landasan. Selanjutnya, apa perbedaan penelitian tersebut dengan yang akan anda teliti. Semua hasil pengidentifikasian tersebut, dijabarkan dalam bentuk tulisan narasi, dan akan lebih baik jika kemudian dibuatkan tabel khusus sehingga memperjelas gambarannya.
Dalam hal ini, tidak ada batasan khusus berapa jumlah hasil penelitian yang anda dapatkan, hanya saja semakin banyak anda menemukannya, akan semakin baik, karena dari situ anda bisa memberikan perbandingan terhadap topik yang akan anda teliti sendiri. Biasanya, hasil penelusuran ini berkisar antara 5-10 buah. Hasil penelitian, biasanya disimpan dan dipajang di perpustakaan. Karena itu, nama bagian ini adalah Tinjauan Pustaka.
Seorang peneliti harus secara rajin dan ulet untuk menemukan hasil-hasil penelitian ini. Pada saat ini, hasil penelitian banyak juga yang sudah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Penelusuran melalui jurnal akan lebih memudahkan lagi, karena kita bisa mengambil beberapa judul secara sekaligus. Untuk tingkat skripsi, tidak ada batasan mengenai kapasitas jurnal. Bisa jurnal yang belum terakreditasi (baru memperoleh ISSN), ataupun yang sudah terakreditasi. Prinsipnya, semakin tinggi kapasitas jurnal tersebut, semakin tinggi pula kualitas penelusuran yang dilakukan.
Tentu saja, harus diperhatikan disini, pada saat anda menuliskan hasil penelitian tersebut, anda harus mencantumkan dengan jelas sumber anda memperolehnya. Metode pengutipan sangat penting sekali diperhatikan.
Perlunya bagian Tinjauan Pustaka, karena melalui bagian ini, anda bisa melakukan kontrol bahwa judul yang akan anda teliti, memang belum pernah diteliti oleh orang lain (orisinalitas). Selain itu, anda juga bisa mempelajari hasil penelitian orang lain, dan melihat bagaimana orang lain melakukan penelitian. Berbagai teori dan teknik dalam analisa data juga bisa anda pelajari disini. Sekaligus juga, bisa melakukan kritik terhadap hasil karya orang lain, sehingga penelitian anda bisa lebih sempurna.
2.       Konsep-konsep ataupun gagasan-gagasan yang memiliki keterkaitan dengan judul yang anda teliti.
Bagian ini akan menunjukkan bagaimana judul yang anda teliti, ternyata memiliki keterkaitan dengan berbagai konsep lain. Topik yang anda teliti ternyata tidak bisa dilihat hanya dari judul itu semata, ada aspek lain yang berhubungan, dan itu harus dijelaskan. Hal ini bisa memperkaya wawasan anda terhadap topik, sehingga penjelasan dalam penelitian bisa lebih komprehensif dan menyeluruh. Untuk mendapatkan konsep-konsep tersebut, anda harus mencari berbagai buku ataupun tulisan yang berkaitan, bisa saja didapat dari perpustakaan, toko buku, media online, ataupun sumber-sumber ilmiah lainnya.
Harus diingat disini, penjelasan konsep bukan mendefinisikan masing-masing kata yang ada pada judul. Akan tetapi, menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan judul tersebut Misalnya, kalau judul penelitian anda adalah “Komunikasi Antar Umat Berbeda Agama di Palembang,”  maka salah satu isi penjelasan konsep yang harus dilakukan adalah, penjelasan mengenai Fanatisme Agama atau mungkin Dogmatisme Agama. Kata-kata tersebut tidak ada pada judul (Fanatisme dan Dogmatisme). Tetapi peneiti harus menjelaskan, karena ini berkaitan dengan isi yang akan dibahas nantinya.
Tinjauan Pustaka memegang peran penting dalam sebuah penelitian, karena ini akan menjadi alat kontrol dalam melihat bahwa penelitian yang akan dilakukan ini, bersifat orisinal dan belum pernah diteliti orang lain.

Tinjauan Pustaka juga menjadi penanda bahwa si peneliti sudah menguasai bahan yang akan ditelitinya, hal ini terlihat dari kemampuannya untuk menuliskan proposal secara rinci dan cermat. Adanya tinjauan pustaka juga membantu bagi peneliti untuk terus giat mencari berbagai bacaan dan sumber informasi lainnya.
Cara penulisan tinjauan pustaka, tidak terlalu sulit. Prinsipnya sama dengan menuliskan intisari hasil penelitian orang lain dan buku-buku yang membahas masalah tersebut. Yang terpenting sebenarnya disini adalah, korelasi kutipan dengan materi yang akan dibahas, serta konsistensi dalam pengutipan. Tata cara pengutipan yang baik dan benar akan menjadi penjelasan yang paling menentukan.
Untuk hasil penelitian orang lain, maka cara penjelasan yang paling sederhana dan mudah dipahami adalah dengan membuat dalam bentuk tabulasi serta penjelasan tabel. Tabulasi adalah ringkasan dan kemudian dijelaskan lebih lanjut. Ketentuan yang harus ada biasanya adalah :
a.       Peneliti yang melakukan penelitian
b.      Judul hasil penelitian
c.       Tahun penelitian
d.      Hasil secara ringkas
e.      Metode penelitian yang digunakan
f.        Teori yang dipakai sebagai pedoman ataupun sebagai acuan utama
g.       Perbedaan dengan penelitian yang sekarang akan kita teliti
Sementara untuk penjelasan mengenai konsep dan teori-teori yang relevan, tidak ada tata cara khusus. Penulisannya cukup menjelaskan pengertian konsep yang digunakan, asumsi-asumsi dasar teori, dan relevansinya dengan apa yang diteliti. Penjelasan inilah yang diutamakan, tentu saja dengan tidak melupakan sumber bacaan dan referensi yang digunakan.
Penjelasan konsep dan teori ini adalah hal-hal yang kita anggap memiliki relevansi dengan tema yang dibahas sehingga perlu diberi penjelasan. Ini juga menunjukkan ciri khas dari penelitian yang kita lakukan, dibandingkan penelitian orang lain. Misalnya, judul penelitian anda adalah “Pola Komunikasi Antar Umat Berbeda Agama di Palembang”. Pada bagian Tinjauan Pustaka, terutama di penjelasan konsep ini, anda mungkin merasa perlu memberikan penjelasan tentang “Perbandingan Hubungan Antar Umat Berbeda Agama di wilayah lain”, atau mungkin perlu juga menjelaskan soal “Fanatisme Agama”. Semua ini adalah konsep yang relevan atau berkaitan dengan topik yang diteliti.

KERANGKA TEORI/KERANGKA BERPIKIR
                Bagian ini adalah bagian yang juga sangat mendasar dalam penelitian ilmiah. Beberapa instansi/perguruan tinggi sering memakai istilah yang berbeda untuk menyebutkan hal ini. Ada yang menulisnya dengan Kerangka Teori, Landasan Teori, Kerangka Berpikir, Landasan Berpikir, bahkan ada yang menuliskannya dengan sebutan Tinjauan Pustaka.  Apapun itu, silahkan saja, masing-masing lembaga tentu punya karakteristik dan alasan tersendiri. Namun untuk di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, kita menggunakan istilah Kerangka Teori.
                Kerangka Teori hakekatnya adalah bagian yang menjelaskan secara detil tentang teori-teori yang akan digunakan dalam membahas masalah penelitian. Bagian ini juga menunjukkan bagaimana pola berpikir, cara si peneliti, dalam mendekati ataupun memahami masalah yang dibahas. Dikarenakan ini adalah penelitian ilmiah, maka cara mendekati masalah tersebut juga harus didasarkan pada teori-teori yang sudah ada.
                Dalam hal ini, sebelum menuliskan bagian ini, seorang peneliti harus mengetahui dulu teori-teori apa saja yang berkaitan dengan tema yang akan diteliti. Ini harus diketahui dulu. Selanjutnya  baru bisa memilah teori yang paling cocok untuk digunakan. Artinya penguasaan teori menjadi penting sekali dalam membuat hal ini. Mengenai teori-teori ini, anda bisa lihat dari berbagai buku dan referensi yang terkait.
                Bagi mahasiswa ataupun peneliti pemula, bahkan terkadang yang sudah terbiasa menelitipun, masih menemukan kesulitan dalam membuat kerangka teori ini. Persoalannya biasanya disebabkan oleh, tidak memahami apa fungsi dari Kerangka Teori dan tidak menguasai teori-teori yang akan digunakan. Sering terjadi (berdasarkan pengalama membimbing mahasiswa), Kerangka Teori justru berisi penjelasan definisi yang bersumber dari kamus. Seakan-akan disini menyamakan atau setidaknya menyebut bahwa definisi kamus sama dengan teori. Ini adalah kesalahan fatal, karena teori bukanlah kamus.
                Teori yang akan digunakan seorang peneliti dalam membahas masalah, biasanya terdiri dari satu atau dua teori. Terkadang malah ada yang hanya satu teori. Tidak masalah, selagi itu dirumuskan dan dilakukan dengan tepat. Yang penting dipahami disini adalah, teori ini akan digunakan nanti pada saat membahas topik penelitian (dalam bagian pembahasan). Teori akan menjadi alat untuk memecahkan masalah (Kuantitatif), ataupun teori akan menjadi alat untuk memahami masalah (Kualitatif). Ini tergantung metode yang digunakan.
                Dalam hal ini, teori harus dipahami juga berkaitan dengan metode penelitian yang dipakai. Ada asumsi-asumsi dasar dalam teori yang memiliki kesesuaian dengan metode yang digunakan. Karena itu, hati-hatilah dalam menyusun kerangka teori, karena harus selaras dengan masalah yang akan dibahas dan metode penelitian yang digunakan.
                Tidak ada patokan standar dalam menyusun kerangka teori ini. Yang diperlukan hanyalah, anda memahami dengan baik, apa topik penelitian yang akan dibahas. Selanjutnya, apa metode yang digunakan. Setelah itu, baru anda telusuri berbagai referensi untuk melihat teori apa yang dirasakan paling pas untuk membahas topik tersebut. Setelah itu ditemukan, barulah disusun dalam sebuah penjelasan yang lengkap dan menyeluruh. Akan lebih baik jika diakhir penjelasan dibuatkan bagan kerangka berpikir, sehingga mudah dipahami orang lain.

HIPOTESIS PENELITIAN (Kuantitatif)
                Di bagian akhir dari Kerangka Teori, biasanya dibuat sub bagian yang disebut Hipotesis Penelitian. Khusus untuk ini, hanya digunakan dalam penelitian Kuantitatif. Sebagian pihak ada yang menyebutkan bahwa untuk penelitian Kualitatif juga bisa menggunakan hipotesis, yang disebut dengan Hipotesis Kerja atau ada yang menggunakan istilah Guiden Hypothesis. Namun beberapa peneliti kualitatif, cenderung untuk mengabaikannya, karena memang prinsip hipotesis lebih cocok untuk kuantitatif.
                Secara bahasa, Hipotesis bisa diartikan sebagai “Dugaan Sementara/ Asumsi Awal yang belum tentu kebenarannya”. Kebenaran dari hipotesis kemudian akan dibuktikan dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian Kuantitatif pada dasarnya adalah penelitian yang ingin menguji sebuah hipotesis, apakah terbukti atau tidak.
                Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan Hipotesis menjadi vital sekali, karena dari sinilah titik tolak pembahasan data nantinya. Seluruh pembahasan akan mengacu pada upaya pengujian hipotesis. Seorang peneliti kuantitatif harus bisa merumuskan hipotesis dengan baik sebelum melakukan penelitian, karena tanpa adanya hipotesis, penelitian menjadi tidak terfokus dan tidak jelas apa yang ingin dilakukan.
                Bentuk Hipotesis biasanya selalu terdiri dari dua kalimat pernyataan yang saling bertolak belakang. Tiap hipotesis dituliskan dengan kode Ho dan H1. Pada saat penelitian nantinya, hipotesis ini yang diuji sehingga bisa diketahui apakah Ho diterima (terbukti) ataukah ditolak (tidak terbukti). Pengujian hipotesis akan menggunakan rumus-rumus statistik dan perhitungan yang ketat dan terukur. Contoh hipotesis adalah :
Misalkan judul penelitian adalah “Pengaruh Tayangan Infotainment terhadap intensitas beribadah ibu-ibu di Palembang”
Hipotesisnya adalah :
Ho : Ada pengaruh tayangan infotainment terhadap intensitas ibadah ibu-ibu di Palembang
H1 : Tidak ada pengaruh tayangan infotainment terhadap intensitas ibadah ibu-ibu di Palembang
                Pada saat penelitian, kedua hipotesis itu akan diuji, mana yang diterima dan mana yang ditolak. Apabila Ho diterima, sudah pasti H1 ditolak, begitu juga sebaliknya.
                Hipotesis dibuat bukan asal membuat saja. Dengan kata lain, hipotesis bukan datang begitu saja, ia didapat dari hasil penelitian orang lain, dari teori-teori, ataupun dari referensi tertulis lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan.  Oleh karena itu, pengujian hipotesis pada dasarnya adalah pengujian/pembuktian dari pendapat orang lain. Disini tampak bahwa pada saat akan melakukan penelitian, seorang peneliti harus banyak membaca dan mencari referensi-referensi terkait. Dari hasil bacaan tersebutlah hipotesis bisa dimunculkan.
                Sekali lagi perlu ditegaskan disini, hipotesis hanya lazim dipakai dalam penelitian Kuantitatif. Bagi peneliti pemula dianjurkan untuk menggunakan cara seperti ini. Penggunaan hipotesis kerja di dalam penelitian Kualitatif, memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dan rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar