SELAMAT DATANG ...

SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DENGAN BLOG PRIBADI SAYA, MARI BERBAGI INFORMASI DAN PENGALAMAN

Rabu, 05 Desember 2012

SERI MATERI KULIAH METODE PENELITIAN

MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN
(Latar Belakang Masalah)
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si
(Dosen Metodologi Penelitian di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)

PENGANTAR : Tulisan dibuat sebagai sebuah rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah. Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini. Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

    Sebelumnya, sudah dibicarakan tentang bagaimana menentukan topik dan judul penelitian, selanjutnya adalah bagaimana melakukan penelitian. Sebelumnya melakukan penelitian, maka langkah awal harus menyusun terlebih dahulu proposal penelitian. Ini akan menjadi panduan dan acuan tindakan-tindakan yang akan dilakukan baik dalam proses pengumpulan data, analisa data, hingga penulisan laporan.

    Proposal pada dasarnya adalah rencana kerja. Ini harus dipahami dulu, bahwa proposal adalah rencana, yang tentunya berisi langkah-langkah apa yang akan dilakukan ketika rencana dilaksanakan. Sebuah kegiatan akan bisa memberikan hasil yang memuaskan, apabila sudah diawali dengan rencana yang baik. Tanpa perencanaan, aktifitas selanjutnya akan kacau dan tidak jelas ujung pangkalnya. Karena itu, proposal sebagai sebuah rencana kerja dalam melakukan penelitian, harus disusun sebaik mungkin.
    Marczyk, Demateo dan Festinger (2005;41-46) mengatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang terstruktur. Oleh karenanya perlu direncanakan sejak awal secara baik dan runtut. Hal ini nantinya akan memudahkan si peneliti itu sendiri, bisa mengetahui tahapan-tahapan yang mesti dilaluinya. Sebenarnya, penentuan topik penelitian, termasuk dalam katagori rencana penelitian. Namun, dalam struktur proposal, topik sudah termasuk dan tampak dalam bagian-bagian proposal yang dibuat.
    Dalam hal ini, proposal penelitian, dalam arti kata sistematikanya, dibuat setelah topik dan judul penelitian ditentukan. Berangkat dari hal inilah kemudian diuraikan satu per satu menurut bagian-bagian yang sudah ditetapkan. Perlu ditegaskan disini, sistematika sebuah proposal penelitian bisa berbeda-beda antara institusi atau antar perguruan tinggi (bagi mahasiswa). Hanya saja perbedaan ini lebih banyak pada redaksional dan pemahaman terhadap nama-nama sub bagian dalam proposal, sementara substansi umumnya memiliki kesamaan. Perbedaan substansi juga ditentukan oleh metodologi yang digunakan (kuantitatif atau kualitatif). Dengan kata lain, ada sub bagian yang perlu ada dalam penelitian kuantitatif, namun tidak diperlukan dalam penelitian kualitatif, begitu juga sebaliknya. Terhadap perbedaan yang kedua ini, harus diperhatikan dengan baik agar tidak keliru dalam menggunakannya.
    Unsur-unsur dalam proposal adalah sebuah kesatuan, dimana masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Untuk itu, mahasiswa (peneliti) harus paham betul apa fungsi tersebut, sehingga bisa menuliskannya/menyusunnya. Agar memudahkan, saya memberikan ilustrasi singkat. Coba anda bayangkan sebuah rumah. Di dalam rumah ada bagian-bagian tertentu, seperti ada ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dapur dan sebagainya. Masing-masing ruangan punya fungsi dan kegunaannya sendiri. Kesatuan dari fungsi-fungsi ruangan tersebut menciptakan sebuah rumah dalam artian lengkap. Menghilangkan salah satu ruangan (misal, ruang tamu), berarti menghilangkan salah satu unsur dalam rumah sehingga ia tidak lagi disebut rumah yang lengkap. Atau kesalahan dalam menempatkan perabot, misalnya menempatkan kasur di ruang tamu, juga merusak susunan rumah.
    Sistematika proposal penelitian, pada dasarnya mirip seperti ilustrasi di atas. Setiap bagian dalam proposal punya fungsi dan kegunaan. Agar bisa menyusun dan menuliskan pada setiap bagian, kita harus paham terlebih dulu fungsi dan guna bagian tersebut. Ini penting, sehingga tidak keliru dalam menempatkan isi dari masing-masing bagian dalam proposal.
    Berikut ini saya akan gambarkan sistematika dalam sebuah proposal penelitian, yang dipakai di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang. Sekali lagi, ini bisa saja berbeda dengan institusi/perguruan tinggi lain, terutama dalam penyebutan dan posisi. Sistematikanya adalah sebagai berikut :

I.    Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
II.    Rumusan Masalah
III.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.    Tujuan Penelitian
b.    Manfaat Penelitian
IV.    Tinjauan Pustaka
V.    Kerangka Teori/Kerangka Pikir
VI.    Hipotesis Penelitian (khusus penelitian Kuantitatif)
VII.    Metode Penelitian
a.    Pendekatan Penelitian
b.    Data dan Sumber Data
c.    Teknik Pengumpulan Data
d.    Lokasi/Fokus Penelitian
e.    Definisi Konseptual (khusus penelitian Kuantitatif)
f.    Variabel Penelitian (khusus penelitian Kuantitatif)
g.    Operasionalisasi Variabel Penelitian (khusus penelitian Kuantitatif)
h.    Populasi dan Sampel Penelitian (khusus penelitian Kuantitatif)
i.    Teknik Analisis Data
j.    Perkiraan Jadwal Penelitian
VIII.    Rencana Sistematika Penulisan Laporan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, masing-masing unsur dalam proposal tersebut di atas, adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Beberapa unsur hanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, selebihnya dipakai dalam penelitian kualitatif. Disarankan sekali, bagi mahasiswa yang baru akan melakukan penelitian (termasuk baru mengenal penelitian ilmiah), memahami satu persatu fungsinya. Untuk melengkapi pemahaman, anda bisa membaca berbagai referensi mengenai penelitian (cukup banyak buku yang membahas metode penelitian).
Melalui proposal penelitian seperti di atas, tampak jelas pula bagaimana prosedur ilmiah yang dilakukan. Hal ini juga yang menjadi ciri khas penelitian ilmiah, sekaligus pembeda dengan aktifitas lain yang memiliki kemiripan, seperti kegiatan wartawan investigatif dalam meliput berita. Ada prosedur tertentu yang harus dijalani, yang menunjukkan tahapan-tahapan yang dilalui, dan terpenting memiliki landasan teori tertentu.
Susunan proposal di atas juga bisa anda gunakan untuk penelitian teks, tentu saja dengan menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan untuk penelitian teks. Sementara untuk penelitian lapangan, semua unsur di atas bisa digunakan.
Berikutnya, kita akan bahas satu persatu masing-masing bagian tersebut, sehingga akan ada pemahaman yang komprehensif tentang proposal penelitian dan proses lanjutannya.

Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menjelaskan latar belakang penelitian. Istilah latar belakang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, sementara konteks penelitian lazim dikenal dalam penelitian kualitatif, kendati ada juga yang menyamakannya.
Latar belakang penelitian akan menjawab pertanyaan penting yaitu : (a) mengapa topik ini penting untuk diteliti, atau alasan apa yang membuat kita merasa perlu meneliti hal tersebut, termasuk penjelasan masalah-masalah awal yang mendatangkan pertanyaan bagi si peneliti. Untuk mendapatkan hal ini, peneliti harus melakukan studi awal, bisa dengan menelusuri berbagai literatur ataupun melakukan pengamatan awal (Ardianto, 2010;9). Hasil penelitian orang lain bisa jadi sumber utama dalam menentukan hal ini, karena ada kemungkinan penelitian orang lain masih menyisakan pertanyaan yang belum terjawab, si penelitilah yang kemudian melanjutkannya. Karena itu, memperbanyak kajian literatur dan pengamatan sangat penting sekali, sehingga alasan utama melakukan penelitian tersebut bisa sangat kuat. (b) Fakta-fakta awal apa saja yang mendukung kita untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut. Berkaitan dengan yang pertama, semua yang menjadi alasan tersebut harus didukung dengan fakta-fakta awal. Untuk itu, peneliti harus bisa menjelaskannya sehingga kelihatan aspek pentingnya topik itu untuk diteliti. Hal ini juga menunjukkan bahwa penelitian bukanlah pekerjaan “mengarang”, tapi didasarkan atas fakta yang kuat.
Kedua alasan tersebut selanjutnya dijelaskan oleh peneliti secara naratif atau dengan penjelasan yang terstruktur. Bagi peneliti pemula, sering timbul kesulitan dalam menuliskan ini, dikarenakan belum terbiasa dalam menulis secara sistematis. Sering terjadi, penjelasan dalam latar belakang penelitian melebar kemana-mana, terkadang sudah keluar dari konteks yang ingin disampaikan.
Guna memudahkan cara dalam menulis latar belakang ini, disarankan untuk terlebih dulu menuliskan point-point yang akan dituliskan. Semua point tersebut kemudian disusun secara berurutan sehingga kelihatan pola penjelasannya. Ada sebagian pihak yang menuliskan dengan cara piramida terbalik, yaitu memulai dulu dari hal-hal yang bersifat umum, secara perlahan menukik hingga sampai pada fokus penelitiannya. Cara piramida terbalik, bisa digunakan, kendati tidak mesti seperti itu. Yang terpenting adalah kelihatan pola dan struktur yang ingin disampaikan. Hubungan antar paragraf, pilihan kata dan kalimat, cara pengutipan, harus diperhatikan dengan seksama. Inilah gunanya membuat kerangka terlebih dahulu, sehingga bisa kelihatan alur penulisannya.
Patut pula ditekankan disini, semua kutipan yang diambil, harus mencantumkan sumbernya dengan pola running notes/intra teks. Contohnya, ...(Ahmad, 2012;13). Penulisan itu menjelaskan bahwa kata-kata yang diambil dari buku Ahmad, terbitan tahun 2012 pada halaman 13. Apapun dan darimanapun sumber yang diambil, harus mencantumkan identitas kutipan tersebut. Pengutipan tersebut tidak hanya berlaku untuk penulisan latar belakang, tapi juga berlaku untuk semua naskah yang ada dalam penelitian tersebut.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai sistematika proposal penelitian dan cara menyusun latar belakang masalah dalam penelitian. Penjelasan berikutnya adalah pembuatan rumusan masalah. Hal ini akan dijelaskan dalam pertemuan berikutnya. Terimakasih.

Tugas Pendalaman
Berdasarkan tugas yang sudah disebutkan sebelumnya (dalam bagian Judul Penelitian), maka berdasarkan judul penelitian yang sudah anda tentukan tersebut, susunlah menjadi sebuah latar belakang masalah dalam penelitian.



Referensi
Ardianto, Elvinaro, 2010, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Kuantitatif dan Kualitatif, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Denzin K Norman, Yvonna Lincoln, Handbook of Qualitative Research, Sage Publication, London, 2005
Marczyk, Geofrey dkk, 2005, Essentials of Research Design and Methodology, John Wiley and Sons Inc., Hoboken, New Jersey.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar