SELAMAT DATANG ...

SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DENGAN BLOG PRIBADI SAYA, MARI BERBAGI INFORMASI DAN PENGALAMAN

Kamis, 02 Januari 2014



Blog Desa, Menuju Desa Berbasis Iptek
Oleh : Yenrizal[1]

            Tak dipungkiri bahwa pembangunan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi. Mulai yang paling sederhana, seperti penggunaan telepon seluler hingga pemanfaatan internet dengan berbagai fitur dan kelengkapannya sudah merambah di semua lini kehidupan masyarakat. Tak hanya perkotaan, wilayah pedesaanpun sudah dimasukinya. Lantas apa yang bisa disikapi dari kondisi tersebut, terutama sekali percepatan pembangunan kawasan pedesaan dan wilayah yang dikatagorikan terpencil? Banyak hal yang mestinya bisa dilakukan dengan berbagai kemudahan teknologi dan komitmen pimpinan lembaga yang ada.

Roes Setiyadi (2003) berkata bahwa teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Teknologi berperanan dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan prilaku, gaya hidup, memperpendek jarak, mengurangi batas wilayah dan yang penting adalah efisiensi. Penggunan teknologi informasi menjanjikan suatu kerja yang reformis, demokratis, tidak diskriminasi, tepat waktu, terukur dan punya standar yang jelas.
Dengan kata lain, teknologi informasi akan berkaitan erat dengan proses demokratisasi yang terjadi. Perjuangan demokrasi memerlukan koordinasi dan komunikasi intensif di antara para aktivis sebagai lokomotif dan masyarakat luas sebagai penumpang gerbong demokrasi. Karakter teknologi informasi yang egaliter sangat sesuai dengan sifat demokrasi.
Pada konteks inilah kita bisa melihat pembangunan wilayah pedesaan, terutama di Sumatera Selatan, yaitu sebagai bagian dari proses demokratisasi pembangunan. Selama ini konsep pembangunan cenderung bersifat insentif dan dorongan dari pemerintah atasan untuk mempercepat perubahan sebuah wilayah. Sementara pembangunan yang berbasis pada kemandirian dan kreatifitas masyarakat hanya dianggap sebagai kreatifitas daerah semata, tidak ada upaya untuk mengangkat dan memassalkan konsep tersebut. Akibatnya perubahan daerah berbeda-beda tergantung wilayah masing-masing.
Kreatifitas dari daerah sebenarnya bisa didorong dengan efektifitas pemanfaatan teknologi informasi di pedesaan. Dari Kementrian Riset dan Teknologi RI sebenarnya sudah mencanangkan agar dibudayakan program masyarakat berbudaya iptek. Ujung tombak adalah di masyarakat pedesaan. Cara seperti ini bisa dijembatani dengan mendorong setiap desa agar memulai membudayakan teknologi informasi dengan berbagai cara dan mekanisme yang ada.
Apabila selama ini ada asumsi bahwa menyelenggarakan pembangunan berbasis iptek membutuhkan biaya dan infrastruktur mahal, sebenarnya tidak juga. Cara termudah adalah memanfaatkan fasilitas blog yang tersedia secara cuma-cuma dari berbagai provider internet. Teknologinya sederhana, yaitu cukup terhubung ke situs yang tersedia, memilih layanan blogspot cuma-cuma dan kemudian mengikuti perintah yang ada. Hanya sesaat, informasi mengenai desa tersebut sudah tertayang di dunia maya. Peralatannya juga tidak mahal dan sulit mengingat sekarang ini fasilitas teknologi informasi sudah mudah didapat. Cukup bermodalkan sebuah komputer ataupun laptop, modem dengan harga yang terjangkau, maka blog desa sudah bisa ditayangkan.
Salah satu desa di Sumatera Selatan yang sudah memanfaatkan fasilitas blog tersebut adalah Desa Batumarta VI, Kabupaten OKU Timur. Dengan domain pada http://batumartaVI.blogspot.com// gambaran desa ini sudah tampil di dunia maya dan bisa diakses dari manapun. Kita bisa menemukan berbagai informasi dari desa tersebut, mulai dari luas wilayah, produksi karet, harga karet, potensi alam, kependudukan dan sebagainya. Desa yang sebenarnya berada jauh dari ibukota provinsi Sumsel (Palembang) bisa diakses dengan mudah informasinya. Memang fasilitas ini masih terbatas, terutama kalau dikaitkan dengan semangat electronic government, akan tetapi paling tidak sebuah capaian awal sudah mulai dilakukan.
Banyak aspek positif yang bisa didapatkan dengan memanfaatkan fasilitas blog desa di internet. Terutama adalah tersebarnya informasi desa ke berbagai pihak secara luas dan massal. Ini langkah penting untuk ”mengiklankan” desa secara gratis sehingga semua orang yang mengakses internet di berbagai belahan dunia bisa mengetahui desa ini. Nilai positif desa sebagai pembelajaran bagi pihak lain bisa ditampilkan, posisi pemerintahan desa sebagai lembaga yang mendorong transparansi pembangunan dan berpihak pada kepentingan orang banyak bisa diperkuat. Hal lain adalah bisa mendorong munculnya berbagai ”tawaran” modal untuk kemajuan pembangunan desa tersebut.
Dampak positif lainnya adalah kemampuan untuk mendorong terciptanya mekanisme pemerintahan yang bersih dan baik. Desa Batumarta VI mampu menunjukkan hal tersebut dengan fasilitas blog yang dimilikinya. Dalam blog tersebut terlihat rencana strategis desa yang akan dicapai, visi misi Kepala Desa dan capaian yang sudah dilakukan. Hal ini tentu tidak bisa dibuat main-main karena akan diawasi dan dilihat oleh semua pihak. Sifatnyapun permanen dan ada di internet, artinya setiap saat akan bisa diketahui oleh warga. Selain itu informasi yang ada juga update artinya diperbaharui setiap saat. Melalui ini, kaum perantau yang ingin mengetahui kondisi terkini desa ini bisa melihat dengan mudah.
Memanfaatkan blog adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pembangunan, terutama wilayah pedesaan sehingga tercipta desa berbasis iptek. Yang diperlukan ke depan adalah bagaimana mendorong sumber daya manusia yang ada di desa agar mau ngeh dan terlibat dalam prosesnya. Intervensi dari pemerintah pusat memang dimungkinkan, akan tetapi tanpa itu semua, inisiatif dari aparat desa saja sudah mencukupi. Menunggu program pemerintah pusat bisa saja semakin memperlambat proses, karena itu dorongan untuk membangkitkan kreatifitas masyarakat desa perlu dikedepankan. Ada baiknya juga semua unsur pemerintahan, mulai dari kabupaten, kecamatan, dinas-dinas dan badan-badan yang ada bisa berkaca pada kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi. Syarat utama adalah semangat kuat untuk mewujudkan transparansi dan keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan. Tanpa itu semua maka pemanfaatan teknologi informasi juga akan jalan ditempat.


[1] Tulisan ini pernah dimuat di Harian Sriwijaya Post, tanggal 29 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar