Blog Desa, Menuju Desa
Berbasis Iptek
Oleh : Yenrizal[1]
Tak
dipungkiri bahwa pembangunan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari perkembangan
teknologi informasi. Mulai yang paling sederhana, seperti penggunaan telepon
seluler hingga pemanfaatan internet dengan berbagai fitur dan kelengkapannya
sudah merambah di semua lini kehidupan masyarakat. Tak hanya perkotaan, wilayah
pedesaanpun sudah dimasukinya. Lantas apa yang bisa disikapi dari kondisi
tersebut, terutama sekali percepatan pembangunan kawasan pedesaan dan wilayah
yang dikatagorikan terpencil? Banyak hal yang mestinya bisa dilakukan dengan
berbagai kemudahan teknologi dan komitmen pimpinan lembaga yang ada.
Roes Setiyadi (2003) berkata
bahwa teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi
teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang
pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh
kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari
padanya. Teknologi berperanan dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan
prilaku, gaya hidup, memperpendek jarak, mengurangi batas wilayah dan yang
penting adalah efisiensi. Penggunan teknologi informasi menjanjikan suatu kerja
yang reformis, demokratis, tidak diskriminasi, tepat waktu, terukur dan punya standar
yang jelas.
Dengan kata lain, teknologi
informasi akan berkaitan erat dengan proses demokratisasi yang terjadi. Perjuangan
demokrasi memerlukan koordinasi dan komunikasi intensif di antara para aktivis
sebagai lokomotif dan masyarakat luas sebagai penumpang gerbong demokrasi.
Karakter teknologi informasi yang egaliter sangat sesuai dengan sifat
demokrasi.
Pada konteks inilah kita bisa
melihat pembangunan wilayah pedesaan, terutama di Sumatera Selatan, yaitu sebagai
bagian dari proses demokratisasi pembangunan. Selama ini konsep pembangunan
cenderung bersifat insentif dan dorongan dari pemerintah atasan untuk
mempercepat perubahan sebuah wilayah. Sementara pembangunan yang berbasis pada
kemandirian dan kreatifitas masyarakat hanya dianggap sebagai kreatifitas
daerah semata, tidak ada upaya untuk mengangkat dan memassalkan konsep
tersebut. Akibatnya perubahan daerah berbeda-beda tergantung wilayah
masing-masing.
Kreatifitas dari daerah
sebenarnya bisa didorong dengan efektifitas pemanfaatan teknologi informasi di
pedesaan. Dari Kementrian Riset dan Teknologi RI sebenarnya sudah mencanangkan
agar dibudayakan program masyarakat berbudaya iptek. Ujung tombak adalah di
masyarakat pedesaan. Cara seperti ini bisa dijembatani dengan mendorong setiap
desa agar memulai membudayakan teknologi informasi dengan berbagai cara dan
mekanisme yang ada.
Apabila selama ini ada asumsi
bahwa menyelenggarakan pembangunan berbasis iptek membutuhkan biaya dan
infrastruktur mahal, sebenarnya tidak juga. Cara termudah adalah memanfaatkan
fasilitas blog yang tersedia secara
cuma-cuma dari berbagai provider
internet. Teknologinya sederhana, yaitu cukup terhubung ke situs yang tersedia,
memilih layanan blogspot cuma-cuma
dan kemudian mengikuti perintah yang ada. Hanya sesaat, informasi mengenai desa
tersebut sudah tertayang di dunia maya. Peralatannya juga tidak mahal dan sulit
mengingat sekarang ini fasilitas teknologi informasi sudah mudah didapat. Cukup
bermodalkan sebuah komputer ataupun laptop,
modem dengan harga yang terjangkau, maka blog desa sudah bisa ditayangkan.
Salah satu desa di Sumatera
Selatan yang sudah memanfaatkan fasilitas blog
tersebut adalah Desa Batumarta VI, Kabupaten OKU Timur. Dengan domain pada http://batumartaVI.blogspot.com//
gambaran desa ini sudah tampil di dunia maya dan bisa diakses dari manapun. Kita
bisa menemukan berbagai informasi dari desa tersebut, mulai dari luas wilayah,
produksi karet, harga karet, potensi alam, kependudukan dan sebagainya. Desa
yang sebenarnya berada jauh dari ibukota provinsi Sumsel (Palembang) bisa
diakses dengan mudah informasinya. Memang fasilitas ini masih terbatas,
terutama kalau dikaitkan dengan semangat electronic
government, akan tetapi paling tidak sebuah capaian awal sudah mulai
dilakukan.
Banyak aspek positif yang bisa
didapatkan dengan memanfaatkan fasilitas blog
desa di internet. Terutama adalah tersebarnya informasi desa ke berbagai
pihak secara luas dan massal. Ini langkah penting untuk ”mengiklankan” desa
secara gratis sehingga semua orang yang mengakses internet di berbagai belahan
dunia bisa mengetahui desa ini. Nilai positif desa sebagai pembelajaran bagi
pihak lain bisa ditampilkan, posisi pemerintahan desa sebagai lembaga yang
mendorong transparansi pembangunan dan berpihak pada kepentingan orang banyak
bisa diperkuat. Hal lain adalah bisa mendorong munculnya berbagai ”tawaran”
modal untuk kemajuan pembangunan desa tersebut.
Dampak positif lainnya adalah
kemampuan untuk mendorong terciptanya mekanisme pemerintahan yang bersih dan
baik. Desa Batumarta VI mampu menunjukkan hal tersebut dengan fasilitas blog
yang dimilikinya. Dalam blog tersebut terlihat rencana strategis desa yang akan
dicapai, visi misi Kepala Desa dan capaian yang sudah dilakukan. Hal ini tentu
tidak bisa dibuat main-main karena akan diawasi dan dilihat oleh semua pihak.
Sifatnyapun permanen dan ada di internet, artinya setiap saat akan bisa
diketahui oleh warga. Selain itu informasi yang ada juga update artinya diperbaharui setiap saat. Melalui ini, kaum perantau
yang ingin mengetahui kondisi terkini desa ini bisa melihat dengan mudah.
Memanfaatkan blog adalah salah
satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pembangunan, terutama wilayah
pedesaan sehingga tercipta desa berbasis iptek. Yang diperlukan ke depan adalah
bagaimana mendorong sumber daya manusia yang ada di desa agar mau ngeh dan terlibat dalam prosesnya.
Intervensi dari pemerintah pusat memang dimungkinkan, akan tetapi tanpa itu
semua, inisiatif dari aparat desa saja sudah mencukupi. Menunggu program
pemerintah pusat bisa saja semakin memperlambat proses, karena itu dorongan
untuk membangkitkan kreatifitas masyarakat desa perlu dikedepankan. Ada baiknya
juga semua unsur pemerintahan, mulai dari kabupaten, kecamatan, dinas-dinas dan
badan-badan yang ada bisa berkaca pada kreatifitas masyarakat dalam
memanfaatkan teknologi informasi. Syarat utama adalah semangat kuat untuk
mewujudkan transparansi dan keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan. Tanpa
itu semua maka pemanfaatan teknologi informasi juga akan jalan ditempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar