SELAMAT DATANG ...

SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DENGAN BLOG PRIBADI SAYA, MARI BERBAGI INFORMASI DAN PENGALAMAN

Senin, 24 Juni 2013

Membuat Proposal Penelitian



MEMBUAT METODOLOGI PENELITIAN
(Paradigma, Metode, Data, Teknik Pengumpulan Data, Populasi-Sampel, Variabel, Analisa Data)
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si
(Dosen Metodologi Penelitian di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)

PENGANTAR : Tulisan dibuat sebagai sebuah rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah. Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini. Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Pada penjelasan sebelumnya telah dibahas mengenai bagian awal dari proposal penelitian. Selanjutnya kita akan membahas mengenai aspek mendasar lainnya dalam proses pembuatan proposal, yaitu metodologi penelitian. Bagian ini bisa dikatakan sudah berbicara pada wilayah praktis, yaitu bagaimana cara melaksanakan penelitian itu nantinya secara langsung. Oleh karena itu, penjelasannya juga sudah sangat teknis.
Metodologi penelitian akan berisikan beberapa bagian yang saling berkaitan. Masing-masing bagian ini menunjukkan alur dari penelitian tersebut akan dilakukan. Perlu digarisbawahi disini, alur penelitian yang akan dilakukan. Bagian-bagian tersebut biasanya terdiri dari :
1.       Paradigma/pendekatan penelitian
2.       Metode penelitian
3.       Data dan sumber data
4.       Teknik pengumpulan data
5.       Populasi dan sampel (kuantitatif)
6.       Variabel penelitian (kuantitatif)
7.       Tahapan penelitian
8.       Teknik analisis data

Perlu dipertegas disini, urutan dan bagian di atas, bukanlah bentuk yang baku. Dengan kata lain, masing-masing intitusi perguruan tinggi dan lembaga penelitian, bisa saja memiliki format yang berbeda. Semua tergantung pada sudut pandang masing-masing lembaga, terkadang juga tergantung disiplin ilmu yang menggunakannya. Seperti, ada perguruan tinggi yang tidak memasukkan unsur Paradigma/Pendekatan Penelitian, tapi hanya menggunakan Metode Penelitian. Atau sebaliknya. Bahkan ada juga yang hanya menyebutkan mulai dari Data dan Sumber Data saja terus ke bagian selanjutnya. Yang manakah yang benar atau salah? Tidak ada, semua benar, karena semua tergantung pada sudut pandang yang diambil oleh lembaga tersebut. Hanya saja, untuk Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, menggunakan format seperti di atas, dengan alasan lebih lengkap dan lebih rinci. Baiklah, sekarang akan kita jelaskan satu persatu.

PARADIGMA PENELITIAN
                Bagian ini adalah bagian awal dalam metodologi penelitian. Paradigma adalah sudut pandang utama dari seorang peneliti dalam melaksanakan penelitiannya sampai selesai. Sudut pandang ini akan memandunya untuk melaksanakan hal-hal lain yang lebih rinci dan teknis. Di dalam keilmuan sosial, mengacu pada Denzin dan Lincoln, dalam keilmuan sosial (termasuk Ilmu Dakwah), terdapat empat macam paradigma dominan yaitu : Positivistik, Post Positivistik, Konstruktivis, Kritis. Beberapa ahli lain, punya pendapat yang lain pula mengenai paradigma ini. Namun kita abaikan dulu. Tahap awal, cukup kita ambil pandangan Denzin dan Lincoln di atas.
                Penjelasan mengenai paradigma ini tentu saja sangat luas sekali. Sangat disarankan bagi mahasiswa untuk membaca lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana paradigma yang ada, terutama pembagian yang di atas. Cukup banyak buku yang membahas mengenai ini, terutama buku-buku tentang Teori Ilmu Sosial. Pada tulisan ini, tidak mungkin diberikan penjelasan secara rinci semua aspek tersebut, namun akan digambarkan secara ringkas saja.
                Paradigma positivistik memiliki asumsi dasar bahwa kehidupan ini seperti hukum alam semata. Selalu ada sebab akibat. Kehidupan ini bisa diprediksi, diukur dan itu yang selalu terlihat didepan mata. Manusia itu pasif, dan selalu bisa dihitung dengan angka-angka. Positivistik kemudian diikuti oleh Metode Kuantitatif dalam penelitian. Penelitian yang menggunakan paradigma ini adalah penelitian yang sekedar memaparkan apa yang tampak di depan mata, dan menguji teori. Paradigma postpositivistik adalah perkembangan positivistik. Asumsinya hampir sama dengan positivistik, namun sudah mengakui bahwa ada sisi lain manusia. Ia tidak sekedar pasif, ia juga bisa punya emosi dan perasaan sendiri untuk menentukan pilihan. Penelitian menggunakan paradigma ini adalah penelitian yang juga sekedar memaparkan apa yang tampak, dan pada sisi tertentu juga terikat ketat dengan teori. Turunannya adalah Kuantitatif dan Kualitatif, tergantung pada masalah yang akan diteliti. Paradigma konstruktivis, kebalikan dari yang pertama dan kedua. Kenyataan sehari-hari sebenarnya adalah hasil konstruksi manusia, hasil dari ciptaan manusia ketika berinteraksi. Artinya manusia adalah makhluk yang aktif dan unik, tidak bisa ditebak dan diangkakan. Segalanya awalnya tidak bermakna, manusialah yang memberikan makna. Turunan paradigma ini adalah Kualitatif. Penelitian yang menggunakan paradigma ini, memaparkan kenyataan berdasarkan kesadaran dan pengalaman manusia sebagai makhluk yang aktif. Selanjutnya paradigma kritis, ini adalah perkembangan sebagai kritik terhadap paradigma yang lain. Kenyataan yang ada dipahami sebagai sesuatu yang diciptakan dan ada unsur menindas didalamnya. Harus ada upaya membongkar segala yang terselubung dalam realitas-realitas tersebut. Penelitian memakai paradigma ini biasanya berusaha membongkar hal-hal tersembunyi di balik apa yang tampak.
                Selanjutnya, dalam pembuatan proposal penelitian, harus dijelaskan secara tegas, paradigma mana yang akan dipakai. Hal ini akan berpengaruh pada teori yang digunakan, serta perangkat metodologi lainnya. Penentuan paradigma sangat ditentukan oleh rumusan masalah yang dibuat. Misalnya, jika anda meneliti tentang “Pengaruh A terhadap B”, maka jelas anda harus menggunakan paradigma Positivistik, tidak mungkin menggunakan konstruktivis apalagi kritis. Mengenai ini, silahkan baca buku-buku tentang Teori Ilmu Sosial yang membahas soal paradigma. Penjelasan mengenai paradigma yang digunakan harus diikuti pula dengan alasan-alasan yang bisa diterima secara logis, sesuai permasalahan penelitian yang diajukan.

METODE PENELITIAN
                Bagian ini adalah lanjutan setelah menjelaskan mengenai paradigma yang digunakan. Ingat, metode penelitian harus mengacu pada paradigma yang dipakai. Secara umum, ada dua metode utama yang dikenal dalam penelitian, yaitu Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif. Anda harus memilih di antara dua metode ini. Memang sebagian buku ada yang menggabungkan kedua metode ini, disebut penelitian campuran (mixed methode). Saya sarankan untuk peneliti pemula, lebih baik anda memilih salah satu saja, kecuali kalau anda sudah betul-betul paham dan mengerti tentang bagaimana penggabungan keduanya.
                Metode kuantitatif, memiliki ciri khas yaitu menekankan pada penggunaan statistik dalam penjelasan data dan analisanya. Ia sangat kuat dengan data-data angka. Tujuan umumnya adalah menguji sesuatu (teori). Alat yang lazim dipakai adalah kuesioner/angket dan pedoman wawancara terstruktur. Pola pikirnya adalah deduktif (mengenai ini silahkan anda baca buku Filsafat Ilmu, atau coba perdalam dalam mata kuliah Filsafat Ilmu).
                Metode kualitatif, justru kebalikan dari kuantitatif. Kualitatif menekankan pada kekuatan hasil wawancara mendalam dan hasil pengamatan peneliti, terkadang justru “mengharamkan” statistik. Analisisnya mendalam, karena berusaha memahami apa yang tersembunyi dari masalah yang diteliti. Ia tidak cepat percaya pada apa yang dilihat, harus ditelusuri lebih jauh. Pola pikirnya adalah Induktif (pelajari pada Filsafat Ilmu).
                Dalam proposal penelitian yang dibuat, harus jelas metode mana yang digunakan, berikut penjelasan mengenai alasan pemilihan metode tersebut. Sekali lagi, pilihan metode tergantung pada permasalahan yang anda bahas, patokannya pada masalah penelitian. Baik kuantitatif ataupun kualitatif, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan sekali-sekali mengatakan bahwa salah satu (kuantitatif atau kualitatif) adalah yang paling hebat, karena keduanya punya karakteristik yang berbeda.
                Selanjutnya, setelah menentukan metode yang digunakan, turunkan lagi pada teknik yang lebih spesifik. Bentuknya bisa berupa, ekperimen, survey, studi kasus, fenomenologi, etnografi, grounded, history, analisa wacana, analisa isi, framing, dan sebagainya. Mengenai ini, saya sarankan anda baca buku-buku khusus metode penelitian. Akan sangat panjang, jika penjelasan masing-masing aspek tersebut diuraikan disini.
                Secara sederhana logika dalam metodologi ini adalah :


 









               

Dalam proposal penelitian, hal di atas harus dijelaskan sesuai dengan konteks permasalahan yang akan diteliti. Disinilah, pentingnya peneliti untuk terlebih dahulu memahami masalah yang akan dibahasnya.

DATA dan SUMBER DATA
                Bagian ini menjelaskan mengenai data yang akan dipakai dalam penelitian ini. Data yang akan dipakai maksudnya adalah data yang akan dicari/didapatkan dalam proses penelitian. Terdapat dua jenis data yaitu Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner, data-data angka dari sumber bacaan (misalnya, data jumlah madrasah yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik), ataupun data berupa angka yang diperoleh dari dokumen atau hasil penelitian orang lain. Sementara data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti. Bisa juga ini bersumber dari hasil penelitian orang lain terdahulu.
                Perlu dipertegas disini, jenis data berbeda dengan metode. Data kuantitatif berbeda dengan Metode Kuantitatif, begitu juga yang kualitatif. Jangan terjebak pada pemahaman ini. Walaupun tentu saja, sebuah data diperoleh dari metode tertentu. Data kuantitatif, pastilah didapat dari metode kuantitatif. Seorang peneliti, diperbolehkan menggunakan kedua jenis data dalam satu metode penelitian, namun bukan penggabungan metode (walaupun perkembangan terakhir, ini sudah dimungkinkan). Tetapi, pada tahap awal, saya sarankan anda untuk fokus saja pada satu metode. Mengenai jenis data, bisa saja digabungkan.
                Misalnya, anda ingin meneliti tentang “Pola Komunikasi Kyai dan Santri di Pesantren A”. Jelas anda harus menggunakan metode kualitatif. Namun dalam pembahasan anda mungkin saja memerlukan data kuantitatif (data angka), seperti jumlah santri, jumlah pertemuan Kyai dengan Santri, dan sebagainya. Disitulah terjadinya penggabungan data.
                Sumber data berasal dari beberapa unsur, yaitu responden, informan, dan bahan referensi tertulis. Disini harus dibedakan antara responden dengan informan. Responden (lazim dipakai dalam metode kuantitatif) yaitu orang yang memberikan jawaban berdasarkan pertanyaan. Pertanyaan sudah disiapkan, orang tinggal menjawab atau memilih jawaban saja. Itulah responden. Biasanya pertanyaan itu dalam bentuk Kuesioner. Sedangkan Informan (lazim dalam metode Kualitatif) adalah orang yang memberikan informasi, baik ditanyakan atau tidak. Terkadang, ia justru berinisiatif sendiri memberikan penjelasan, tanpa kita minta.
                Dalam penulisan proposal penelitian, anda harus menjelaskan sumber data ini. Kalau sudah diperkirakan dan sudah bisa diketahui secara pasti siapa sumber data kita (biasanya dalam penelitian Kuantitatif), jelaskanlah dalam bagian ini. Jika tidak, jelaskan kemungkinan-kemungkinan siapa yang akan menjadi sumber data nanti. Kepastiannya pada saat penelitian itu sedang dilakukan.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
                Bagian ini akan menjelaskan secara rinci, bagaimana seorang peneliti akan mendapatkan data-data dalam penelitiannya nanti. Biasanya dalam sebuah proses penelitian, terdapat beberapa teknik dalam mendapatkan data, yaitu :
1.       Wawancara (Interview)
Yaitu, peneliti melakukan wawancara (tanya jawab) dengan informan atau respondennya. Dalam penulisan proposal, harus dijelaskan bagaimana wawancara ini akan dilakukan dan dengan siapa akan dilakukan (hubungkan dengan sumber data). Termasuk juga dijelaskan rencana dimana wawancara tersebut akan dilakukan. Misalnya, dengan mendatangi rumah mereka satu persatu, ngobrol di warung, ataukah dalam bentuk lain.
2.       Pengamatan (Observation)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap berbagai aspek dalam penelitiannya. Ia bisa saja mengamati lokasi penelitian (rumah, perkampungan, sekolah, cara pergaulan, cuaca, mata pencaharian, dan sebagainya). Semuanya dikaitkan dengan masalah penelitian. Dalam penulisan proposal, harus dijelaskan bagaimana dan apa yang akan diamati oleh peneliti nantinya.
3.       Kuesioner/Angket
Peneliti membuat beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan pilihan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan disebarkan ke responden. Mereka tinggal memilih salah satu dari jawaban yang sudah disediakan. Ini disebut angket tertutup, artinya angket yang sudah ditentukan pilihan jawaban. Ada juga pertanyaan yang terbuka, artinya pertanyaan yang jawabannya tidak ditentukan. Ini disebut pedoman wawancara semi terstruktur. Masing-masing hasil jawaban, nantinya akan dihitung dan dibuat persentase (%). Setelah itu dihitung frekuensinya, dan dianalisis melalui analisis statistik. Tentu saja, ini sangat khas dipakai dalam Metode Kuantitatif. Peneliti harus sangat berhati-hati dalam menyusun angket ini, karena sumber data utama dalam penelitian Kuantitatif adalah angket ini. Artinya, kesalahan dalam isian angket, akan berakibat kesalahan dalam penelitian secara keseluruhan. Dalam proposal penelitian, terutama pada bagian teknik pengumpulan data, yang perlu dijelaskan adalah mengapa angket ini diperlukan dan bagaimana cara menyusun serta menyebarkannya nanti. Sedangkan, untuk susunan angket secara lengkap, ditempatkan dalam bagian lampiran proposal penelitian yang dibuat.
4.       Penelusuran Kepustakaan
Dalam hal ini peneliti akan mencari berbagai sumber-sumber tertulis, yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Penelitian tidak akan bisa berjalan tanpa membaca dan mencari berbagai referensi. Dikatakan penelusuran kepustakaan, karena biasanya sumber buku utama ada di perpustakaan. Dalam prakteknya bisa saja dari tempat lain, misalnya dari internet, dokumen narasumber sendiri, monografi desa, dan sebagainya. Pokoknya, semua bahan tertulis yang dibutuhkan dalam proses penelitian ini. Pada proposal ini harus dijelaskan darimana sumber itu akan didapatkan, dan dokumen tertulis apa saja yang kemungkinan dibutuhkan.
Selain dari teknik di atas, terdapat juga beberapa teknik lain, seperti Focus Group Discussion (FGD). Tetapi untuk tingkatan skripsi, kiranya teknik ini cukup sulit dilakukan, karena selain memerlukan kesiapan secara materi bahan diskusi, juga membutuhkan dana tersendiri. Oleh karena itu, kita tidak akan bahas teknik FGD dalam tulisan ini.
Teknik-teknik yang dijelaskan di atas pada dasarnya adalah pilihan. Dalam arti kata, bisa saja kita memakai semua teknik tersebut, apabila memang diperlukan. Andaikan tidak, maka cantumkan saja, teknik mana yang akan dipakai. Jangan dituliskan seluruhnya, jika memang tidak akan digunakan. Oleh karena itu, pilihan teknik di atas, sifatnya adalah opsional.

POPULASI dan SAMPEL (Kuantitatif)
                Bagian ini khusus di pakai dalam penelitian Kuantitatif. Populasi adalah keseluruhan unit yang akan diteliti. Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang merupakan unsur yang akan diteliti. Pada hakekatnya, sampel inilah yang akan benar-benar kita teliti. Hasil penelitian terhadap sampel, akan mewakili seluruh populasi.
                Misalnya, anda akan meneliti “Pengaruh Tayangan Berita Kriminal terhadap Prilaku Kekerasan Remaja di Kecamatan Gandus Kota Palembang.” Maka, populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh remaja Palembang. Katakanlah semua remaja Palembang adalah 1.000 orang, itulah populasi. Namun dikarenakan keterbatasan peneliti, yaitu tidak mungkin mendatangi 1.000 orang itu, maka dilakukanlah proses pengambilan sampel (perwakilan) dari 1000 orang tersebut. Setelah melakukan teknik pengambilan sampel, ditentukanlah jumlah menjadi 100 orang. Jumlah yang 100 orang inilah yang disebut Sampel, dan yang 100 orang itulah yang benar-benar diteliti. Hasil penelitian terhadap 100 orang ini akan dianggap mewakili pendapat  1.000 orang.
                Terhadap hal ini, peneliti harus sangat hati-hati dalam melakukan teknik pengambilan sampel (teknik sampling), karena disitulah kunci ketepatan menentukan orang-orang yang akan diteliti. Banyak rumus-rumus yang sudah dibuat dalam menentukan sampel ini, peneliti dapat mengambil salah satu rumus yang dianggap tepat. Peneliti harus mengambil salah satu rumus yang paling sesuai. Yang paling sederhana adalah dengan menggunakan metode Simpel Random Sampling, dan kemudian diteruskan dengan teknik tertentu, bisa dengan rumus Slovin atau rumus-rumus lainnya. Mengenai ini, secara lebih rinci, dianjurkan peneliti untuk mendalaminya dengan membaca buku-buku berkaitan dengan teknik sampling.
                Pada penulisan proposal, peneliti harus menjelaskan dalam bagian ini yaitu, berapa jumlah populasi yang ada, dan berapa sampel yang diambil. Harus jelas dalam bagian ini segala perhitungan  yang dilakukan, termasuk rumus-rumus yang digunakan.

VARIABEL PENELITIAN (KUANTITATIF)
                Pada bagian ini, peneliti harus menjelaskan variabel-variabel kunci dalam penelitian yang akan dilakukan.Variabel pada dasarnya adalah bagian dari judul penelitian yang memperlihatkan sebuah pola hubungan. Pola hubungan inilah yang akan diteliti nantinya. Oleh karena itu, variabel menjadi penting karena akan menunjukkan bagaimana pola hubungan antara unsur yang akan diteliti. Hal ini digunakan dalam penelitian Kuantitatif.
                Misalnya, judul penelitian adalah “Pengaruh Tayangan Berita Kriminal terhadap Prilaku Kekerasan Remaja di Kecamatan Gandus Palembang”. Variabel dalam judul tersebut berarti dua yaitu, Tayangan Berita Kriminal (X) dan Kekerasan Remaja (Y). Variabel X akan mempengaruhi Variabel Y. Inilah yang akan diteliti, yaitu bagaimana hubungan saling mempengaruhi tersebut terjadi.
                Variabel biasanya terbagi dua yaitu, variabel pengaruh (X) dan variabel terpengaruh (Y). Ada juga yang menyebutnya dengan variabel dependen dan variabel independen. Pada proposal penelitian, kedua pola hubungan ini harus dijelaskan secara rinci, termasuk unsur-unsur yang ada dalam masing-masing variabel. Contohnya, sebagaimana judul di atas, harus dijelaskan unsur apa saja yang termasuk ke dalam Tayangan Berita Kriminal, dan unsur apa saja yang termasuk ke dalam Kekerasan Remaja. Penjelasan dari masing-masing variabel ini disebut dengan Indikator. Indikator-indikator tersebutlah yang akan diteliti di lapangan. Hasilnya nanti, akan menunjukkan bahwa memang ada atau tidak ada hubungan antara masing-masing variabel, termasuk seberapa besar hubungan yang terjadi.

TAHAPAN PENELITIAN
                Tahapan penelitian akan menunjukkan bagaimana perjalanan penelitian ini ketika dilaksanakan nantinya. Bagi sebagian pihak, ada yang mencantumkan tahapan ini dalam proposalnya, ada juga yang tidak. Ini tergantung ketentuan lembaga masing-masing. Saya menyarankan kepada peneliti pemula, agar tahapan ini dijelaskan secara rinci, karena akan sangat membantu bagi peneliti untuk melihat bagaimana proses yang akan dilakukan nantinya. Paling tidak ini akan menjadi panduan bagi si peneliti.
                Namanya tahapan, berarti ada langkah demi langkah yang akan ditempuh. Dalam hal ini, peneliti akan menguraikan bagaimana proses penelitian dimulai hingga kemudian diakhiri. Secara umum tahapan ini dibagi tiga :
a.       Tahap persiapan
Tahap ini adalah tahap menyusun proposal, menentukan rencana, menentukan apa, siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. Termasuk juga penjelasan tentang bagaimana rencana memasuki lokasi penelitian.
b.      Tahap pelaksanaan
Tahap ini adalah tahap pencarian data. Dalam penelitian lapangan, peneliti akan terjun ke lapangan/lokasi penelitian, menyebar kuesioner ataupun melakukan wawancara dan pengamatan. Jelaskan bagaimana hal itu akan dilakukan secara teknis. Misalnya, anda akan mendatangi Kepala Desa terlebih dulu, kemudian menghubungi Karang Taruna, berbaur dengan warga dan sebagainya.
c.       Tahap pelaporan
Tahap ini adalah tahap akhir. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah melakukan analisa data dan penulisan laporan penelitian. Jelaskan bagaimana nanti anda akan melakukan hal tersebut. Penjelasan adalah mengenai cara anda melakukan kegiatan tersebut.
                Penjelasan mengenai tahapan penelitian ini, bisa juga digabungkan dengan memasukkan unsur rencana jadwal penelitian. Jadwal ini disusun secara logis, sesuai perkiraan anda akan menyelesaikannya. Katakanlah misalnya direncanakan akan selesai dalam 6 bulan. Uraikan rencana itu per bulan nya. Apa yang akan dilakukan pada tiap-tiap bulan. Akan lebih baik jika penjelasannya dengan menggunakan tabel.

TEKNIK ANALISA DATA
                Setelah data terkumpul, maka anda akan melakukan analisa terhadap semua data tersebut. Teknik yang akan dilakukan dalam menganalisa data bisa bermacam-macam, tergantung pada masalah dan metode penelitian yang digunakan. Pada penelitian kuantitatif, teknik analisanya akan menggunakan rumus-rumus statistik. Banyak rumus yang sudah dijelaskan oleh berbagai ahli. Tentang ini, saya sarankan anda membaca buku-buku metode penelitian kuantitatif. Saya tidak menjelaskan ini secara rinci karena variannya sangat banyak. Prinsipnya, anda tinggal melihat permasalahan, metode penelitian, kemudian telusuri rumus yang tepat untuk membahas itu. Pada proposal, anda diminta untuk menjelaskan rumus yang akan digunakan.
                Sementara pada penelitian kualitatif, teknik analisa data juga digunakan. Hanya bentuknya berbeda dengan penelitian kuantitatif. Analisa data dalam kualitatif, lebih cenderung menunjukkan bagaimana alur penelitian itu dilakukan (mirip dengan tahapan), tetapi terfokus pada apa yang akan anda lakukan terhadap data yang diperoleh. Analisa data pada dasarnya berlangsung selama penelitian itu terjadi. Ketika anda mewawancarai seseorang, sebenarnya saat itu anda sudah melakukan analisa. Kenapa demikian? Karena saat anda mewawancarai, anda sudah melakukan tafsiran terhadap apa yang disampaikan oleh informan tersebut. Tafsiran anda terhadap apa yang dikatakan informan itulah analisa. Disini kata kuncinya. Artinya, cara menganalisa itu ada dalam kepala atau pikiran si peneliti, bukan pada rumus.
                Namun demikian, agar lebih mudahnya dalam penulisan proposal, Miles dan Huberman mengatakan bahwa proses analisa data bisa berlangsung dalam bentuk sebagai berikut :
a.       Pengumpulan data
Artinya disini, analisa data sudah berlangsung saat melakukan pengumpulan data. Ini yang saya katakan, anda melakukan tafsiran terhadap apa yang diwawancarai atau apa yang diamati.
b.      Katagorisasi data
Selanjutnya, terhadap data-data yang sudah diperoleh, anda melakukan kegiataan mengelompokkan data-data yang ada. Pengelompokan ini adalah bentuk analisa juga.
c.       Reduksi Data
Peneliti juga melakukan kegiatan mereduksi data, atau kegiatan memilah-milah data yang ada. Mana yang dianggap perlu dan mana yang tidak. Ini juga bentuk kegiatan menganalisa data.
d.      Penarikan kesimpulan.
Tahap akhir adalah menarik kesimpulan, artinya anda mencari benang merah dari semua proses penelitian yang dilakukan. Apa kesimpulan umum yang akan diambil, itulah bentuk analisa.
Pada saat melakukan kesimpulan, bisa saja anda kembali lagi ke tahapan pengumpulan data, apabila ternyata memang dirasakan ada data-data yang belum lengkap. Artinya semua proses di atas saling berkaitan, bukan tahap demi tahap yang terputus.
Pada bagian menganalisa data ini, ada juga sebagian pihak yang memasukkan aspek “Diskusi Teman Sejawat” sebagai salah satu cara menganalisa data. Diskusi teman sejawat artinya, peneliti mengajak pihak lain (bisa teman, dosen, atau orang lain yang dianggap cocok) untuk membahas apa yang ditelitinya. Mendiskusikan dengan pihak lain, kemudian akan memunculkan banyak hal baru, hal yang mungkin selama ini terlupakan oleh peneliti. Berdikusi ini pada dasarnya adalah bentuk analisa juga.
Itulah semua rangkaian proses pembuatan proposal. Saya tekankan disini, format dan sistematika yang dijelaskan di atas, bisa saja berbeda antara masing-masing lembaga perguruan tinggi. Untuk itu, tidak bisa dikatakan salah satu lebih benar atau salah, karena masing-masing lembaga tentu punya alasan masing-masing. Namun, bagi Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, sistematika tersebut bisa digunakan, terutama dalam penulisan skripsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar