MEMBUAT METODOLOGI PENELITIAN
(Paradigma, Metode, Data, Teknik
Pengumpulan Data, Populasi-Sampel, Variabel, Analisa Data)
Oleh : Yenrizal, S.Sos., M.Si
(Dosen
Metodologi Penelitian di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang)
PENGANTAR
: Tulisan dibuat sebagai sebuah
rangkaian dalam proses pembelajaran di Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah.
Sejatinya, ini diperuntukkan untuk mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengambil
mata kuliah tersebut. Hanya saja, karena sifat materi ini lintas disiplin bagi
keilmuan sosial, maka siapapun boleh-boleh saja ikut membaca tulisan ini.
Sekiranya bermanfaat tentu itu hal yang positif. Dikarenakan ini adalah
rangkaian materi kuliah, maka struktur penyajiannya juga mengikuti gaya
perkuliahan. Sekali lagi ini bukan makalah ataupun artikel lepas, tapi sajian
khusus untuk mempermudah proses penyampaian materi kuliah dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
Pada penjelasan sebelumnya telah dibahas mengenai bagian
awal dari proposal penelitian. Selanjutnya kita akan membahas mengenai aspek
mendasar lainnya dalam proses pembuatan proposal, yaitu metodologi penelitian.
Bagian ini bisa dikatakan sudah berbicara pada wilayah praktis, yaitu bagaimana
cara melaksanakan penelitian itu nantinya secara langsung. Oleh karena itu,
penjelasannya juga sudah sangat teknis.
Metodologi penelitian akan berisikan beberapa bagian yang
saling berkaitan. Masing-masing bagian ini menunjukkan alur dari penelitian
tersebut akan dilakukan. Perlu digarisbawahi disini, alur penelitian yang akan dilakukan. Bagian-bagian
tersebut biasanya terdiri dari :
1. Paradigma/pendekatan
penelitian
2. Metode
penelitian
3. Data
dan sumber data
4. Teknik
pengumpulan data
5. Populasi
dan sampel (kuantitatif)
6. Variabel
penelitian (kuantitatif)
7. Tahapan
penelitian
8. Teknik
analisis data
PARADIGMA PENELITIAN
Bagian
ini adalah bagian awal dalam metodologi penelitian. Paradigma adalah sudut
pandang utama dari seorang peneliti dalam melaksanakan penelitiannya sampai
selesai. Sudut pandang ini akan memandunya untuk melaksanakan hal-hal lain yang
lebih rinci dan teknis. Di dalam keilmuan sosial, mengacu pada Denzin dan
Lincoln, dalam keilmuan sosial (termasuk Ilmu Dakwah), terdapat empat macam
paradigma dominan yaitu : Positivistik, Post Positivistik, Konstruktivis,
Kritis. Beberapa ahli lain, punya pendapat yang lain pula mengenai paradigma
ini. Namun kita abaikan dulu. Tahap awal, cukup kita ambil pandangan Denzin dan
Lincoln di atas.
Penjelasan
mengenai paradigma ini tentu saja sangat luas sekali. Sangat disarankan bagi
mahasiswa untuk membaca lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana paradigma yang
ada, terutama pembagian yang di atas. Cukup banyak buku yang membahas mengenai
ini, terutama buku-buku tentang Teori Ilmu Sosial. Pada tulisan ini, tidak
mungkin diberikan penjelasan secara rinci semua aspek tersebut, namun akan
digambarkan secara ringkas saja.
Paradigma positivistik memiliki asumsi
dasar bahwa kehidupan ini seperti hukum alam semata. Selalu ada sebab akibat.
Kehidupan ini bisa diprediksi, diukur dan itu yang selalu terlihat didepan
mata. Manusia itu pasif, dan selalu bisa dihitung dengan angka-angka.
Positivistik kemudian diikuti oleh Metode
Kuantitatif dalam penelitian. Penelitian yang menggunakan paradigma ini
adalah penelitian yang sekedar memaparkan
apa yang tampak di depan mata, dan menguji teori. Paradigma postpositivistik adalah perkembangan positivistik.
Asumsinya hampir sama dengan positivistik, namun sudah mengakui bahwa ada sisi
lain manusia. Ia tidak sekedar pasif, ia juga bisa punya emosi dan perasaan
sendiri untuk menentukan pilihan. Penelitian menggunakan paradigma ini adalah
penelitian yang juga sekedar memaparkan apa yang tampak, dan pada sisi tertentu
juga terikat ketat dengan teori. Turunannya adalah Kuantitatif dan Kualitatif, tergantung pada masalah yang akan
diteliti. Paradigma konstruktivis,
kebalikan dari yang pertama dan kedua. Kenyataan sehari-hari sebenarnya adalah
hasil konstruksi manusia, hasil dari ciptaan manusia ketika berinteraksi.
Artinya manusia adalah makhluk yang aktif dan unik, tidak bisa ditebak dan
diangkakan. Segalanya awalnya tidak bermakna, manusialah yang memberikan makna.
Turunan paradigma ini adalah Kualitatif.
Penelitian yang menggunakan paradigma ini, memaparkan kenyataan berdasarkan
kesadaran dan pengalaman manusia sebagai makhluk yang aktif. Selanjutnya paradigma kritis, ini adalah perkembangan sebagai kritik terhadap
paradigma yang lain. Kenyataan yang ada dipahami sebagai sesuatu yang
diciptakan dan ada unsur menindas didalamnya. Harus ada upaya membongkar segala
yang terselubung dalam realitas-realitas tersebut. Penelitian memakai paradigma
ini biasanya berusaha membongkar hal-hal tersembunyi di balik apa yang tampak.
Selanjutnya,
dalam pembuatan proposal penelitian, harus dijelaskan secara tegas, paradigma
mana yang akan dipakai. Hal ini akan berpengaruh pada teori yang digunakan,
serta perangkat metodologi lainnya. Penentuan paradigma sangat ditentukan oleh
rumusan masalah yang dibuat. Misalnya, jika anda meneliti tentang “Pengaruh A
terhadap B”, maka jelas anda harus menggunakan paradigma Positivistik, tidak
mungkin menggunakan konstruktivis apalagi kritis. Mengenai ini, silahkan baca
buku-buku tentang Teori Ilmu Sosial yang membahas soal paradigma. Penjelasan
mengenai paradigma yang digunakan harus diikuti pula dengan alasan-alasan yang
bisa diterima secara logis, sesuai permasalahan penelitian yang diajukan.
METODE PENELITIAN
Bagian
ini adalah lanjutan setelah menjelaskan mengenai paradigma yang digunakan.
Ingat, metode penelitian harus mengacu pada paradigma yang dipakai. Secara
umum, ada dua metode utama yang dikenal dalam penelitian, yaitu Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif. Anda harus memilih
di antara dua metode ini. Memang sebagian buku ada yang menggabungkan kedua
metode ini, disebut penelitian campuran (mixed
methode). Saya sarankan untuk peneliti pemula, lebih baik anda memilih
salah satu saja, kecuali kalau anda
sudah betul-betul paham dan mengerti tentang bagaimana penggabungan keduanya.
Metode
kuantitatif, memiliki ciri khas yaitu menekankan pada penggunaan statistik
dalam penjelasan data dan analisanya. Ia sangat kuat dengan data-data angka.
Tujuan umumnya adalah menguji sesuatu (teori). Alat yang lazim dipakai adalah
kuesioner/angket dan pedoman wawancara terstruktur. Pola pikirnya adalah
deduktif (mengenai ini silahkan anda baca buku Filsafat Ilmu, atau coba
perdalam dalam mata kuliah Filsafat Ilmu).
Metode
kualitatif, justru kebalikan dari kuantitatif. Kualitatif menekankan pada
kekuatan hasil wawancara mendalam dan hasil pengamatan peneliti, terkadang
justru “mengharamkan” statistik. Analisisnya mendalam, karena berusaha memahami
apa yang tersembunyi dari masalah yang diteliti. Ia tidak cepat percaya pada
apa yang dilihat, harus ditelusuri lebih jauh. Pola pikirnya adalah Induktif
(pelajari pada Filsafat Ilmu).
Dalam
proposal penelitian yang dibuat, harus jelas metode mana yang digunakan, berikut
penjelasan mengenai alasan pemilihan metode tersebut. Sekali lagi, pilihan
metode tergantung pada permasalahan yang anda bahas, patokannya pada masalah
penelitian. Baik kuantitatif ataupun kualitatif, keduanya sama-sama memiliki
kelebihan dan kekurangan. Jangan sekali-sekali mengatakan bahwa salah satu
(kuantitatif atau kualitatif) adalah yang paling hebat, karena keduanya punya
karakteristik yang berbeda.
Selanjutnya,
setelah menentukan metode yang digunakan, turunkan lagi pada teknik yang lebih
spesifik. Bentuknya bisa berupa, ekperimen, survey, studi kasus, fenomenologi,
etnografi, grounded, history, analisa wacana, analisa isi, framing, dan
sebagainya. Mengenai ini, saya sarankan anda baca buku-buku khusus metode
penelitian. Akan sangat panjang, jika penjelasan masing-masing aspek tersebut
diuraikan disini.
Secara
sederhana logika dalam metodologi ini adalah :
Dalam proposal penelitian, hal di atas harus dijelaskan
sesuai dengan konteks permasalahan yang akan diteliti. Disinilah, pentingnya
peneliti untuk terlebih dahulu memahami masalah yang akan dibahasnya.
DATA dan SUMBER DATA
Bagian
ini menjelaskan mengenai data yang akan dipakai dalam penelitian ini. Data yang
akan dipakai maksudnya adalah data yang akan dicari/didapatkan dalam proses
penelitian. Terdapat dua jenis data yaitu Data Kuantitatif dan Data Kualitatif.
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner,
data-data angka dari sumber bacaan (misalnya, data jumlah madrasah yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik), ataupun data berupa angka yang diperoleh
dari dokumen atau hasil penelitian orang lain. Sementara data kualitatif adalah
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti. Bisa juga ini
bersumber dari hasil penelitian orang lain terdahulu.
Perlu
dipertegas disini, jenis data berbeda dengan metode. Data kuantitatif berbeda
dengan Metode Kuantitatif, begitu juga yang kualitatif. Jangan terjebak pada
pemahaman ini. Walaupun tentu saja, sebuah data diperoleh dari metode tertentu.
Data kuantitatif, pastilah didapat dari metode kuantitatif. Seorang peneliti,
diperbolehkan menggunakan kedua jenis data dalam satu metode penelitian, namun
bukan penggabungan metode (walaupun perkembangan terakhir, ini sudah
dimungkinkan). Tetapi, pada tahap awal, saya sarankan anda untuk fokus saja
pada satu metode. Mengenai jenis data, bisa saja digabungkan.
Misalnya,
anda ingin meneliti tentang “Pola Komunikasi Kyai dan Santri di Pesantren A”.
Jelas anda harus menggunakan metode kualitatif. Namun dalam pembahasan anda
mungkin saja memerlukan data kuantitatif (data angka), seperti jumlah santri,
jumlah pertemuan Kyai dengan Santri, dan sebagainya. Disitulah terjadinya
penggabungan data.
Sumber
data berasal dari beberapa unsur, yaitu responden, informan, dan bahan
referensi tertulis. Disini harus dibedakan antara responden dengan informan.
Responden (lazim dipakai dalam metode kuantitatif) yaitu orang yang memberikan
jawaban berdasarkan pertanyaan. Pertanyaan sudah disiapkan, orang tinggal
menjawab atau memilih jawaban saja. Itulah responden. Biasanya pertanyaan itu
dalam bentuk Kuesioner. Sedangkan Informan (lazim dalam metode Kualitatif)
adalah orang yang memberikan informasi, baik ditanyakan atau tidak. Terkadang,
ia justru berinisiatif sendiri memberikan penjelasan, tanpa kita minta.
Dalam
penulisan proposal penelitian, anda harus menjelaskan sumber data ini. Kalau
sudah diperkirakan dan sudah bisa diketahui secara pasti siapa sumber data kita
(biasanya dalam penelitian Kuantitatif), jelaskanlah dalam bagian ini. Jika
tidak, jelaskan kemungkinan-kemungkinan siapa yang akan menjadi sumber data
nanti. Kepastiannya pada saat penelitian itu sedang dilakukan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Bagian
ini akan menjelaskan secara rinci, bagaimana seorang peneliti akan mendapatkan
data-data dalam penelitiannya nanti. Biasanya dalam sebuah proses penelitian,
terdapat beberapa teknik dalam mendapatkan data, yaitu :
1.
Wawancara (Interview)
Yaitu, peneliti
melakukan wawancara (tanya jawab) dengan informan atau respondennya. Dalam
penulisan proposal, harus dijelaskan bagaimana wawancara ini akan dilakukan dan
dengan siapa akan dilakukan (hubungkan dengan sumber data). Termasuk juga
dijelaskan rencana dimana wawancara tersebut akan dilakukan. Misalnya, dengan
mendatangi rumah mereka satu persatu, ngobrol di warung, ataukah dalam bentuk
lain.
2.
Pengamatan (Observation)
Peneliti melakukan
pengamatan terhadap berbagai aspek dalam penelitiannya. Ia bisa saja mengamati
lokasi penelitian (rumah, perkampungan, sekolah, cara pergaulan, cuaca, mata
pencaharian, dan sebagainya). Semuanya dikaitkan dengan masalah penelitian.
Dalam penulisan proposal, harus dijelaskan bagaimana dan apa yang akan diamati
oleh peneliti nantinya.
3.
Kuesioner/Angket
Peneliti membuat
beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan pilihan jawabannya.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan disebarkan ke responden. Mereka
tinggal memilih salah satu dari jawaban yang sudah disediakan. Ini disebut
angket tertutup, artinya angket yang sudah ditentukan pilihan jawaban. Ada juga
pertanyaan yang terbuka, artinya pertanyaan yang jawabannya tidak ditentukan.
Ini disebut pedoman wawancara semi terstruktur. Masing-masing hasil jawaban,
nantinya akan dihitung dan dibuat persentase (%). Setelah itu dihitung
frekuensinya, dan dianalisis melalui analisis statistik. Tentu saja, ini sangat
khas dipakai dalam Metode Kuantitatif. Peneliti harus sangat berhati-hati dalam
menyusun angket ini, karena sumber data utama dalam penelitian Kuantitatif
adalah angket ini. Artinya, kesalahan dalam isian angket, akan berakibat
kesalahan dalam penelitian secara keseluruhan. Dalam proposal penelitian,
terutama pada bagian teknik pengumpulan data, yang perlu dijelaskan adalah
mengapa angket ini diperlukan dan bagaimana cara menyusun serta menyebarkannya
nanti. Sedangkan, untuk susunan angket secara lengkap, ditempatkan dalam bagian
lampiran proposal penelitian yang dibuat.
4.
Penelusuran Kepustakaan
Dalam hal ini
peneliti akan mencari berbagai sumber-sumber tertulis, yang berkaitan dengan
topik yang akan diteliti. Penelitian tidak akan bisa berjalan tanpa membaca dan
mencari berbagai referensi. Dikatakan penelusuran kepustakaan, karena biasanya
sumber buku utama ada di perpustakaan. Dalam prakteknya bisa saja dari tempat
lain, misalnya dari internet, dokumen narasumber sendiri, monografi desa, dan
sebagainya. Pokoknya, semua bahan tertulis yang dibutuhkan dalam proses
penelitian ini. Pada proposal ini harus dijelaskan darimana sumber itu akan
didapatkan, dan dokumen tertulis apa saja yang kemungkinan dibutuhkan.
Selain
dari teknik di atas, terdapat juga beberapa teknik lain, seperti Focus Group
Discussion (FGD). Tetapi untuk tingkatan skripsi, kiranya teknik ini cukup
sulit dilakukan, karena selain memerlukan kesiapan secara materi bahan diskusi,
juga membutuhkan dana tersendiri. Oleh karena itu, kita tidak akan bahas teknik
FGD dalam tulisan ini.
Teknik-teknik
yang dijelaskan di atas pada dasarnya adalah pilihan. Dalam arti kata, bisa
saja kita memakai semua teknik tersebut, apabila memang diperlukan. Andaikan tidak,
maka cantumkan saja, teknik mana yang akan dipakai. Jangan dituliskan
seluruhnya, jika memang tidak akan digunakan. Oleh karena itu, pilihan teknik
di atas, sifatnya adalah opsional.
POPULASI dan SAMPEL (Kuantitatif)
Bagian
ini khusus di pakai dalam penelitian Kuantitatif. Populasi adalah keseluruhan
unit yang akan diteliti. Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang
merupakan unsur yang akan diteliti. Pada hakekatnya, sampel inilah yang akan
benar-benar kita teliti. Hasil penelitian terhadap sampel, akan mewakili
seluruh populasi.
Misalnya,
anda akan meneliti “Pengaruh Tayangan Berita Kriminal terhadap Prilaku
Kekerasan Remaja di Kecamatan Gandus Kota Palembang.” Maka, populasi dari
penelitian tersebut adalah seluruh remaja Palembang. Katakanlah semua remaja
Palembang adalah 1.000 orang, itulah populasi. Namun dikarenakan keterbatasan
peneliti, yaitu tidak mungkin mendatangi 1.000 orang itu, maka dilakukanlah
proses pengambilan sampel (perwakilan) dari 1000 orang tersebut. Setelah
melakukan teknik pengambilan sampel, ditentukanlah jumlah menjadi 100 orang.
Jumlah yang 100 orang inilah yang disebut Sampel, dan yang 100 orang itulah
yang benar-benar diteliti. Hasil penelitian terhadap 100 orang ini akan
dianggap mewakili pendapat 1.000 orang.
Terhadap
hal ini, peneliti harus sangat hati-hati dalam melakukan teknik pengambilan
sampel (teknik sampling), karena disitulah kunci ketepatan menentukan
orang-orang yang akan diteliti. Banyak rumus-rumus yang sudah dibuat dalam
menentukan sampel ini, peneliti dapat mengambil salah satu rumus yang dianggap
tepat. Peneliti harus mengambil salah satu rumus yang paling sesuai. Yang
paling sederhana adalah dengan menggunakan metode Simpel Random Sampling, dan
kemudian diteruskan dengan teknik tertentu, bisa dengan rumus Slovin atau
rumus-rumus lainnya. Mengenai ini, secara lebih rinci, dianjurkan peneliti
untuk mendalaminya dengan membaca buku-buku berkaitan dengan teknik sampling.
Pada
penulisan proposal, peneliti harus menjelaskan dalam bagian ini yaitu, berapa
jumlah populasi yang ada, dan berapa sampel yang diambil. Harus jelas dalam
bagian ini segala perhitungan yang
dilakukan, termasuk rumus-rumus yang digunakan.
VARIABEL PENELITIAN (KUANTITATIF)
Pada
bagian ini, peneliti harus menjelaskan variabel-variabel kunci dalam penelitian
yang akan dilakukan.Variabel pada dasarnya adalah bagian dari judul penelitian
yang memperlihatkan sebuah pola hubungan. Pola hubungan inilah yang akan
diteliti nantinya. Oleh karena itu, variabel menjadi penting karena akan
menunjukkan bagaimana pola hubungan antara unsur yang akan diteliti. Hal ini
digunakan dalam penelitian Kuantitatif.
Misalnya,
judul penelitian adalah “Pengaruh Tayangan Berita Kriminal terhadap Prilaku
Kekerasan Remaja di Kecamatan Gandus Palembang”. Variabel dalam judul tersebut
berarti dua yaitu, Tayangan Berita Kriminal (X) dan Kekerasan Remaja (Y).
Variabel X akan mempengaruhi Variabel Y. Inilah yang akan diteliti, yaitu
bagaimana hubungan saling mempengaruhi tersebut terjadi.
Variabel
biasanya terbagi dua yaitu, variabel pengaruh (X) dan variabel terpengaruh (Y).
Ada juga yang menyebutnya dengan variabel dependen dan variabel independen.
Pada proposal penelitian, kedua pola hubungan ini harus dijelaskan secara
rinci, termasuk unsur-unsur yang ada dalam masing-masing variabel. Contohnya,
sebagaimana judul di atas, harus dijelaskan unsur apa saja yang termasuk ke
dalam Tayangan Berita Kriminal, dan unsur apa saja yang termasuk ke dalam
Kekerasan Remaja. Penjelasan dari masing-masing variabel ini disebut dengan
Indikator. Indikator-indikator tersebutlah yang akan diteliti di lapangan.
Hasilnya nanti, akan menunjukkan bahwa memang ada atau tidak ada hubungan
antara masing-masing variabel, termasuk seberapa besar hubungan yang terjadi.
TAHAPAN PENELITIAN
Tahapan
penelitian akan menunjukkan bagaimana perjalanan penelitian ini ketika
dilaksanakan nantinya. Bagi sebagian pihak, ada yang mencantumkan tahapan ini
dalam proposalnya, ada juga yang tidak. Ini tergantung ketentuan lembaga
masing-masing. Saya menyarankan kepada peneliti pemula, agar tahapan ini
dijelaskan secara rinci, karena akan sangat membantu bagi peneliti untuk
melihat bagaimana proses yang akan dilakukan nantinya. Paling tidak ini akan
menjadi panduan bagi si peneliti.
Namanya
tahapan, berarti ada langkah demi langkah yang akan ditempuh. Dalam hal ini,
peneliti akan menguraikan bagaimana proses penelitian dimulai hingga kemudian
diakhiri. Secara umum tahapan ini dibagi tiga :
a.
Tahap persiapan
Tahap ini adalah tahap
menyusun proposal, menentukan rencana, menentukan apa, siapa, dan bagaimana
penelitian itu dilakukan. Termasuk juga penjelasan tentang bagaimana rencana
memasuki lokasi penelitian.
b.
Tahap pelaksanaan
Tahap ini adalah
tahap pencarian data. Dalam penelitian lapangan, peneliti akan terjun ke
lapangan/lokasi penelitian, menyebar kuesioner ataupun melakukan wawancara dan
pengamatan. Jelaskan bagaimana hal itu akan dilakukan secara teknis. Misalnya,
anda akan mendatangi Kepala Desa terlebih dulu, kemudian menghubungi Karang
Taruna, berbaur dengan warga dan sebagainya.
c.
Tahap pelaporan
Tahap ini adalah
tahap akhir. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah melakukan analisa
data dan penulisan laporan penelitian. Jelaskan bagaimana nanti anda akan
melakukan hal tersebut. Penjelasan adalah mengenai cara anda melakukan kegiatan
tersebut.
Penjelasan
mengenai tahapan penelitian ini, bisa juga digabungkan dengan memasukkan unsur
rencana jadwal penelitian. Jadwal ini disusun secara logis, sesuai perkiraan
anda akan menyelesaikannya. Katakanlah misalnya direncanakan akan selesai dalam
6 bulan. Uraikan rencana itu per bulan nya. Apa yang akan dilakukan pada
tiap-tiap bulan. Akan lebih baik jika penjelasannya dengan menggunakan tabel.
TEKNIK ANALISA DATA
Setelah
data terkumpul, maka anda akan melakukan analisa terhadap semua data tersebut. Teknik
yang akan dilakukan dalam menganalisa data bisa bermacam-macam, tergantung pada
masalah dan metode penelitian yang digunakan. Pada penelitian kuantitatif,
teknik analisanya akan menggunakan rumus-rumus statistik. Banyak rumus yang
sudah dijelaskan oleh berbagai ahli. Tentang ini, saya sarankan anda membaca
buku-buku metode penelitian kuantitatif. Saya tidak menjelaskan ini secara
rinci karena variannya sangat banyak. Prinsipnya, anda tinggal melihat
permasalahan, metode penelitian, kemudian telusuri rumus yang tepat untuk
membahas itu. Pada proposal, anda diminta untuk menjelaskan rumus yang akan
digunakan.
Sementara
pada penelitian kualitatif, teknik analisa data juga digunakan. Hanya bentuknya
berbeda dengan penelitian kuantitatif. Analisa data dalam kualitatif, lebih
cenderung menunjukkan bagaimana alur penelitian itu dilakukan (mirip dengan
tahapan), tetapi terfokus pada apa yang akan anda lakukan terhadap data yang
diperoleh. Analisa data pada dasarnya berlangsung selama penelitian itu
terjadi. Ketika anda mewawancarai seseorang, sebenarnya saat itu anda sudah
melakukan analisa. Kenapa demikian? Karena saat anda mewawancarai, anda sudah
melakukan tafsiran terhadap apa yang disampaikan oleh informan tersebut.
Tafsiran anda terhadap apa yang dikatakan informan itulah analisa. Disini kata
kuncinya. Artinya, cara menganalisa itu ada dalam kepala atau pikiran si
peneliti, bukan pada rumus.
Namun
demikian, agar lebih mudahnya dalam penulisan proposal, Miles dan Huberman
mengatakan bahwa proses analisa data bisa berlangsung dalam bentuk sebagai
berikut :
a.
Pengumpulan data
Artinya disini,
analisa data sudah berlangsung saat melakukan pengumpulan data. Ini yang saya
katakan, anda melakukan tafsiran terhadap apa yang diwawancarai atau apa yang
diamati.
b.
Katagorisasi data
Selanjutnya,
terhadap data-data yang sudah diperoleh, anda melakukan kegiataan
mengelompokkan data-data yang ada. Pengelompokan ini adalah bentuk analisa
juga.
c.
Reduksi Data
Peneliti juga
melakukan kegiatan mereduksi data, atau kegiatan memilah-milah data yang ada.
Mana yang dianggap perlu dan mana yang tidak. Ini juga bentuk kegiatan
menganalisa data.
d.
Penarikan kesimpulan.
Tahap akhir adalah
menarik kesimpulan, artinya anda mencari benang merah dari semua proses
penelitian yang dilakukan. Apa kesimpulan umum yang akan diambil, itulah bentuk
analisa.
Pada saat melakukan
kesimpulan, bisa saja anda kembali lagi ke tahapan pengumpulan data, apabila
ternyata memang dirasakan ada data-data yang belum lengkap. Artinya semua
proses di atas saling berkaitan, bukan tahap demi tahap yang terputus.
Pada
bagian menganalisa data ini, ada juga sebagian pihak yang memasukkan aspek
“Diskusi Teman Sejawat” sebagai salah satu cara menganalisa data. Diskusi teman
sejawat artinya, peneliti mengajak pihak lain (bisa teman, dosen, atau orang
lain yang dianggap cocok) untuk membahas apa yang ditelitinya. Mendiskusikan
dengan pihak lain, kemudian akan memunculkan banyak hal baru, hal yang mungkin selama
ini terlupakan oleh peneliti. Berdikusi ini pada dasarnya adalah bentuk analisa
juga.
Itulah
semua rangkaian proses pembuatan proposal. Saya tekankan disini, format dan
sistematika yang dijelaskan di atas, bisa saja berbeda antara masing-masing
lembaga perguruan tinggi. Untuk itu, tidak bisa dikatakan salah satu lebih
benar atau salah, karena masing-masing lembaga tentu punya alasan
masing-masing. Namun, bagi Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, sistematika
tersebut bisa digunakan, terutama dalam penulisan skripsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar